Jakarta (Solopos.com)–Di masa lalu, perekrutan militan kelompok teroris dilakukan dalam waktu yang cukup lama. Seseorang yang direkrut harus menjalani masa pelatihan terlebih dahulu. Namun kini, rekrutmen teroris berubah menjadi lebih cepat.
“Terjadi perubahan pola rekrutmen untuk menjadi seorang militan, tidak lagi butuh waktu lama dan pelatihan seperti sebelumnya,” kata Kadiv Humas Polda Metro Jaya, Irjen Polisi Anton Bahrul Alam dalam keterangan pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Sabtu (14/5/2011).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Seorang militan, imbuhnya, dapat dengan mudah diperoleh oleh kelompok teroris. Mereka hanya membutuhkan orang yang memiliki keberanian untuk bisa diajak bergabung dalam kelompoknya.
“Perekrutan dengan memilih orang yang memiliki keberanian, tidak perlu latihan terlalu lama. Mereka tinggal didoktrin, lalu bisa melakukan itu,” sambung Anton.
Menurut dia, peristiwa pengeboman di Masjid Adz-Dzikra di kompleks Mapolresta Cirebon beberapa waktu lalu adalah hasil dari perencanaan teror. “Di Cirebon ini merupakan salah satu bentuk perencanaan teror dengan hard target yang ditujukan pada aparat pemerintah,” terangnya.
(detik.com/tiw)