SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SEMARANG-Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mendukung tim investigasi yang dibentuk pemerintah untuk melakukan suatu pembuktian fakta dan mencari solusi atas kasus dugaan pembantaian warga di Mesuji, Lampung.

“Polri akan mendukung penuh tim investigasi yang bertugas untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di lapangan,” kata Kapolri Jenderal Timur Pradopo di Semarang, Jumat (16/12/2011).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal tersebut diungkapkan Kapolri usai memimpin upacara penutupan pendidikan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) dan Dasar Bhayangkara Taruna Detasemen 46 Anindya Yodha Tahun Angkatan 2011 di Lapangan Cendrawasih Kompleks Akademi Kepolisian Semarang.

Mengenai adanya permintaan dari Komnas HAM agar anggota Polri ditarik dari Mesuji, Lampung, Kapolri tidak sependapat.

“Penempatan anggota Polri di Mesuji merupakan bagian dari tugas pelayanan Polri kepada masyarakat,” ujar Kapolri didamping Kapolda Jateng Irjen Didiek Sutomo Triwidodo dan Gubernur Akpol Semarang Irjen Amin Saleh.

Menurut Kapolri, perlu ada anggota Polri yang ditempatkan di daerah-daerah untuk mengantisipasi terjadinya konflik antarkelompok dengan mengambil tindakan yang diperlukan.

“Jika melanggar ketentuan maka semua pihak yang salah akan diproses sesuai hukum yang berlaku,” katanya.

Sejumlah warga asal Lampung yang merupakan keluarga korban melaporkan kasus pembunuhan keji yang terjadi di daerah Mesuji, Lampung, ke Komisi III DPR RI, Rabu (14/12).

Pengacara yang mendampingi para warga menjelaskan, pembunuhan bermula dari perluasan lahan oleh perusahaan PT SI sejak 2003. Perusahaan yang berdiri tahun 1997 itu menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet.

Namun perusahaan lalu meminta bantuan kepada pihak kepolisian untuk mengusir penduduk dan juga membentuk kelompok keamanan sendiri untuk membenturkan rakyat dengan rakyat, tetapi dibelakangnya aparat kepolisian.

Intimidasi dari oknum kepolisian dan perusahaan sangat masih terjadi di sana. Setidaknya ada 30 korban tewas dan ratusan warga terluka sejak 2009 hingga 2011. ant

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya