SOLOPOS.COM - Polres Wonogiri menggelar simulasi penagamanan unjuk rasa di depan Kantor DPRD Wonogiri, Senin (12/9/2022). Simulasi tersebut guna menghadapi kontigensi unjuk rasa di Kabupaten Wonogiri. (Istimewa/Humas Polres Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 100 anggota Polres Wonogiri mengikuti simulasi pengamanan unjuk rasa di depan kantor DPRD Wonogiri, Senin (12/9/2022). Para anggota polisi itu beratribut lengkap, seperti memakai rompi anti peluru, mobil lapis baja atau barakuda, tameng antihuru-hara, dan senjata pelepas gas air mata.

Pantauan Solopos.com Senin pagi, puluhan anggota polisi berperan sebagai massa pengunjuk rasa. Sementara, sebanyak satu kompi polisi berperan sebagai pasukan pengamanan unjuk rasa. Simulasi dimulai dengan unjuk rasa damai kemudian dilanjutkan munculnya kerusuhan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Massa unjuk rasa membawa atribut laiknya para demonstran, seperti spanduk yang bertuliskan penolakan kenaikan BBM dan tuntutan-tuntunan lain. Saat kericuhan terjadi, satu orang dari pengunjuk rasa berperan seolah-olah terjatuh. Kemudian, tim kesehatan dari kepolisian segera bertindak menyelamatkannya.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat simulasi, polisi pengamanan unjuk rasa mengeluarkan gas air mata. Massa pun berhamburan hingga ke sekitar bundaran patung Ir. Soekarno. Massa akhirnya mundur setelah mencoba meringsek pertahanan polisi.

“Simulasi dilakukan dengan sungguh-sungguh. Ada yang bertugas sebagai negosiator, pasukan pengendali massa, tim kesehatan, dan Inafis. Semua yang terlibat merupakan anggota polisi,” kata Kapolres Wonogiri, AKBP Dydit Dwi Susanto, melalui Kepala Sub Seksi Penerangan Masyarakat Humas Polres Wonogiri, Aiptu Iwan Sumarsono kepada Solopos.com, Senin.

Baca Juga: Polres Wonogiri Peduli, Bagikan 50 Paket Sembako ke Driver Ojol-Sopir Angkuta

Simulasi tersebut untuk meningkatkan kemampuan penanggulangan unjuk rasa dalam menghadapi kontingensi kerusuhan massa di Kabupaten Wonogiri. Kegiatan itu juga melatih anggota polisi agar mengetahui prosedur operasi standar yang harus diterapkan ketika menghadapi massa yang sebenarnya, yaitu pengamanan yang humanis.

“Jumlah massa ada puluhan orang terdiri atas gabungan anggota polsek di 25 kecamatan di Wonogiri. Sementara, pasukan pengamanan ada satu kompi. Pelatihan berjalan aman, lancar, dan kompak,” tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya