SOLOPOS.COM - Pemasangan rambu-rambu peringatan dalam mendukung Operasi Zebra Candi 2022 di Boyolali, Kamis (6/10/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI Operasi Zebra Candi 2022 di Boyolali berlangsung selama 14 hari sejak Senin (3/10/2022).

Kanit Kamsel Satlantas Polres Boyolali, Ipda Budi Purnomo menjelaskan Operasi Zebra Candi 2022 di Boyolali bertujuan menurunkan angka lantas di Boyolali dan menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam operasi Zebra Candi 2022, terdapat delapan sasaran prioritas pelanggaran yang berpotensi rawan laka lantas.

“Pelanggaran tersebut meliputi penggunaan handphone pada saat berkendara, pengendara masih di bawah umur, berboncengan lebih dari satu orang,” ucap Ipda Budi Purnomo.

Ekspedisi Mudik 2024

Selanjutnya, pengendara tidak mengenakan helm dan tidak menggunakan sabuk pengaman, pengendara dalam pengaruh alkohol, pengendara melawan arus, pengendara melebihi batas kecepatan, dan overload atau overdimensi,” ucap dia kepada Solopos.com saat menjalankan tugas, Kamis (7/10/2022).

Baca juga: Bakal Ada Patroli Besar-Besaran Tim Gabungan Sragen Mulai Malam Ini

Ada beberapa langkah kegiatan yang dilakukan Satlantas untuk menekan pelanggaran dalam Operasi Zebra Candi 2022.

Pertama, melakukan kegiatan patroli, penjagaan di titik titik rawan laka lantas. Karena sebagian besar kecelakaan itu, kata Budi, diawali dengan pelanggaran. Satu pelanggaran kecil bisa membawa malapetaka bagi pengendara dan orang lain.

“Contohnya tidak mengenakan helm. Apabila dia mengalami kecelakaan, maka fatalitasnya akan tinggi. Kemudian melawan arus, itu kan jelas ada alasan kenapa tidak diizinkan melawan arus, bisa jadi jalannya sempit atau arusnya padat,” ucap dia.

Budi mengatakan siapa pun yang minum alhokol tidak diizinkan mengemudi karena akan mengganggu konsentrasi. Setiap pengendara mesti berkonsentrasi penuh ketika berkendara.

Kapasitas rata-rata sepeda motor di setting untuk satu orang pembonceng. Dengan begitu, ketika diisi lebih dari satu itu bisa membahayakan dan melanggar peraturan yang berlaku.

Baca juga: Operasi Zebra Candi 2021, Satlantas Polres Boyolali Kerahkan Punakawan 

Kemudian, Satlantas juga menekan pengendara yang masih di bawah umur. Menurut Budi, sisi emosional anak di bawah umur belum bisa mengendalikan secara penuh dan pengetahuan di bidang lalu lintasnya belum sempurna. Sehingga masih rawan terjadi laka lantas.

“Kalau overload overdimensi itu pasti rawan sekali kecelakaan. Tentunya apabila terjadi laka lantas itu akan terjadi fatalitas yang tinggi,” ucap dia.

Budi berpendapat Boyolali bisa jadi titik lelah pengemudi dari Jakarta – Solo maupun Surabaya – Jakarta. Hal itu bisa menjadi salah satu alasan terdapat beberapa titik rawan laka di Boyolali.

Dalam Operasi Zebra Candi 2022, Satlantas Boyolali turut melakukan sosialisasi ke beberapa sekolah dengan sasaran pelajar tingkat SMP, SMA, dan perguruan tinggi.

“Kami juga melakukan sosialisasi sejak dini, mulai dari anak TK. Kami mengenalkan rambu-rambu lalu lintas, yang tentunya itu wajib dipatuhi oleh semua pengendara dan pembonceng. Sehingga anak-anak usia dino terpatri untuk tertib berlalu lintas,” ucap dia.

Baca juga: Bukan Penindakan, Ini Fokus Operasi Zebra Candi 2021 di Sukoharjo

Selain itu Satlantas dalam Operasi Zebra Candi 2022 juga melakukan sosialisasi melalui berbagai media, hal tersebut diupayakan agar pihak Satlantas bisa menjangkau semua kalangan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya