SOLOPOS.COM - Seno Samodro (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos,com, BOYOLALI — Gerakan pencabutan mandat politik bagi Bupati Boyolali, Seno Samodro mulai dilakukan sejumlah kelompok yang mengaku kecewa dengan kepemimpinannya. Salah seorang anggota tim sukses (timses) Seno Samodro dalam Pilkada 2010 lalu, Bambang Sri Surowo, menyatakan pihaknya telah resmi mencabut mandat politik tersebut.

“Saya dulu masuk tim sukses Pak Seno. Tetapi belakangan kinerja beliau cukup meresahkan masyarakat. Intimidasi terhadap pegawai negeri sipil (PNS) sudah sangat luar biasa. Sehingga saya menyatakan untuk mencabut dukungan kepada Seno,” kata Bambang, ketika menghubungi Solopos.com, Selasa (25/3/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang pernah pula bergabung di Partai Demokrasi Indonesia (PDI) itu juga menyebutkan bahwa sebenarnya masih banyak kelompok-kelompok yang ingin mengambil langkah mencabut mandat serupa. “Tetapi banyak yang takut. Kalau saya berani mengatakan, dengan munculnya banyak permasalahan saat kepemimpinan Seno Samodro, maka saya pun tegas mencabut mandat politik terhadap Seno Samodro.”

Menanggapi pencabutan mandat dari salah seorang anggota tim suksesnya di Pilkada 2010, Bupati Seno menyatakan akan berkomunikasi kepada yang bersangkutan. “Yang bersangkutan memang belum pernah diskusi langsung dengan saya terkait ini. Tapi coba nanti akan saya klarifikasi, jelasnya seperti apa,” kata Seno saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa.

Pada dasarnya, Seno tidak mempersoalkan pencabutan mandat dari tim suksesnya itu. “Ya silakan saja. Memang, kalau dirunut sejarah, Bambang Surowo itu dulu juga orang PDI, tapi bukan PDIP. Dia satu visi dengan orang tua saya saat itu. Dan dalam pilkada lalu memang mendukung saya.”

Lantaran saat ini Bambang Surowo berpolitik dengan bendera yang lain, yakni PKB, maka menurut Bupati itu harus dicermati. “Saya yang berubah atau dia yang berubah? Memang bupati adalah milik masyarakat. Tetapi kan ini persoalan lain. Kalau dia enggak mau dukung saya ya lagi ya mangga saja.”

Di Pilkada 2010 lalu, Seno Samodro diusung oleh PDIP dan PKB. Langkah salah seorang kader PKB untuk mencabut mandat, menurut Bupati tidak serta merta memutus kontrak politik atau koalisi merah dan hijau ini. “Kalau disimpulkan seperti itu ya terlalu dini. PKB kan tidak hanya Bambang Surowo. Dan setahu saya dia baru di partai itu.”

Kekecewaan terhadap Bupati pernah disampaikan dalam sebuah selebaran gelap yang mencantumkan logo PDIP. Saat itu, Ketua DPC PDIP Boyolali S. Paryanto menyebutkan bahwa tidak ada persoalan di internal PDIP Boyolali. Selebaran gelap diduga dibuat oleh sekelompok lawan politik dan terkait dengan terbitnya Tritura Rakyat Boyolali.

Saat demo di Kantor Bupati, Barisan Merah Putih Boyolali (BMPB) salah satu kelompok yang menggulirkan Tritura itu. Tetapi menurut Koordinator BMPB, Sri Sujarwanto alias Gombloh, selebaran itu tak ada kaitannya dengan Tritura. Tudingan Ketua DPC PDIP dinilainya tidak beralasan. “Seharusnya bupati dan ketua DPRD sadar bahwa selama ini mereka tidak mengembang amanat rakyat,” kata Gombloh.

Menurut Gombloh, selebaran gelap untuk Bupati Seno adalah awal dari gerakan cabut mandat politik dari pada kader atau konstituen politik PDIP yang mulai gerah. Selama beberapa waktu terakhir, Boyolali memang kental dengan nuansa politisasi birokrasi dengan cara mengarahkan para PNS ke pandangan politik tertentu sesuai kehendak penguasa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya