SOLOPOS.COM - Kerangka mayat misterius ditemukan di tegalan Kelurahan Giriharjo, Puhpelem, Wonogiri, Sabtu (16/5/2020). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Penyidik Polres Wonogiri sudah meriksa sejumlah orang yang diduga pernah berkontak dengan seorang perempuan yang mayatnya di Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (16/5/2020) lalu. Mayat perempuan itu ditemukan tinggal kerangka di dasar jurang Lingkungan Giriharjo, Kelurahan Giriharjo,

Pasutri Nakes dari Semarang Positif, Kasus Covid-19 di Salatiga Jadi 73

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Wonogiri, Iptu Ghala Rimba Doa Rissang, saat ditemui Solopos.com seusai berkegiatan di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri, Kamis (25/6/2020), menyampaikan ada beberapa orang yang diduga pernah kontak langsung dengan korban sebelum meninggal dunia.

Mereka sudah dimintai keterangan. Namun, penyidik belum menemukan petunjuk lebih yang mengaitkan mereka dengan kematian korban. Pasalnya, mereka memiliki alibi tersendiri. Ditanya apakah pemeriksaan terhadap mereka menunjukkan penyidik sudah memiliki petunjuk bahwa kematian korban akibat dibunuh, Ghala tidak membantahnya seraya menyebut pihaknya masih terus mendalami.

Ekspedisi Mudik 2024

Pendaftar PPDB SMA/SMK Jateng Hampir 600.000, Diduga Banyak Akun Ganda

“Penyidik belum bisa membeberkan hasil penyelidikan terlalu dalam. Ini untuk kepentingan pengusutan perkara. Jangan sampai informasi yang muncul ke publik justru bisa menghambat,” kata Ghala mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Christian Tobing.

Identitas Mayat Tinggal Kerangka di Giriharjo

Dia melanjutkan penyidik sudah memiliki petunjuk bahwa mayat tinggal kerangka yang ditemukan di Puhpelem seorang perempuan warga Wonogiri berusia 25-26 tahun. Identitas perempuan itu sudah dikantongi. Petunjuk muncul setelah penyidik menemukan keluarga yang mengaku sebagai suami dan orang tua mayat tersebut.

Mereka warga Wonogiri yang meyakini mayat tersebut istri dan anak mereka. Bahkan, keluarga itu memastikan pakaian yang ditemukan bersama mayat merupakan pakaian yang dikenakan istri/anak mereka saat pamit keluar rumah, Februari lalu.

Pengin Beli Mobil Baru Online? Daihatsu Indonesia Bikin Festival Promo

“Tapi petunjuk itu belum bisa dijadikan dasar untuk menyimpulkan bahwa mayat adalah perempuan yang dimaksud pihak yang mengaku suami dan orang tuanya. Bisa saja mayat itu orang lain yang kebetulan pakaiannya sama dengan pakaian yang dimaksud pihak yang mengaku suami dan orang tua tersebut,” imbuh Ghala.

Oleh karena itu penyidik perlu memiliki alat bukti yang tak terbantahkan, yakni tes deoxyribo nucleic acid (DNA). Tim sudah mengambil sampel dari mayat dan seseorang yang mengaku sebagai ibu mayat untuk keperluan tes DNA.

Tes DNA Belum Keluar

Hingga kini hasil tes DNA belum keluar. Apabila hasil tes DNA menyatakan mayat dan perempuan yang mengaku ibu mayat tersebut identik, penyidik baru bisa menyimpulkan.

Viral Wanita Cantik Amankan Benang Layangan di Tengah Jalan Kartasura, Ternyata Ini Orangnya

“Pengungkapan identitas mayat sangat penting. Dari identitas itu penyidik bakal bisa menelusuri jejak kontaknya dengan siapa saja, termasuk orang yang terakhir bersamanya. Mayat ini tinggal kerangka, tetapi bukan berarti kasus sulit diungkap. Kami yakin bisa mengungkap, hanya butuh pendalaman lebih intensif lagi,” ulas Ghala.

Seperti diketahui, mayat tinggal kerangka ditemukan bersama sweater merah berkudung, celana panjang jins, sepasang sarung tangan ungu, sisir merah muda, anting, dan cincin. Mayat itu tergeletak di dasar jurang sedalam lebih kurang 20 meter dari bibir jurang.

Jarak bibir jurang dengan lokasi yang biasa diakses warga, yakni permakaman lebih kurang 100 meter. Jarak lokasi temuan dengan jalan yang biasa dilewati kendaraan lebih kurang 200 meter. Kendaraan (mobil pribadi dan sepeda motor) bisa masuk ke arah lokasi temuan, tetapi hanya sampai permakaman.

Jembatan 600 Meter di WKO Sragen Dukung Wisata & Perikanan

Penemuan itu memunculkan dugaan publik mayat merupakan korban pembunuhan. Berdasar hasil autopsi terhadap kerangka, tidak ditemukan tanda-tanda adanya kerusakan pada tulang akibat dipukul menggunakan benda keras, seperti retak atau patah.

Kendati demikian, hal tersebut tidak bisa dijadikan dasar analisis bahwa korban meninggal dunia bukan akibat dibunuh. Sebab, bisa saja orang meninggal dunia bukan akibat dipukul menggunakan benda keras, tetapi dicekik atau diracun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya