SOLOPOS.COM - Ilustrasi bianglala. (solopos.com)

Solopos.com, SITUBONDO -- Polisi memeriksa lima saksi buntut dari kasus tewasnya bocah terjepit saat menaiki bianglala di pasar malam di Situbondo, Rabu (27/11/2019) malam lalu. Sejauh ini polisi belum menetapkan tersangka.

Kelima orang yang diperiksa sebagai saksi itu antara lain pemilik wahana permainan, Mistar, 60, warga Genteng, Banyuwangi; EZY, 17, operator bianglala; dan Sasmida, 32, penjaga loket. EZY dan Sasmida merupakan warga Kecamatan Kapongan, Situbondo.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Untuk sementara polisi menutup wahana bianglala dengan memberinya garis polisi untuk kepentingan penyidikan.

Ekspedisi Mudik 2024

"Sampai sekarang masih dalam tahap penyelidikan. Jadi belum ada yang ditetapkan menjadi tersangka," kata Kapolsek Kapongan, Iptu Pramana, di kantornya, seperti dikutip Madiunpos.com dari detik.com,  Jumat (29/11/2019).

"Selain itu, kami juga sudah meminta keterangan kepada penanggung jawab lapangan dan seorang warga, yang mengetahui kejadian tersebut," papar mantan Kapolsek Jangkar, Situbondo itu.

Pramana menjelaskan masih ada beberapa saksi lagi yang akan dimintai keterangan. Termasuk orang tua Marsela Dwi Mesika alias Cika, bocah 6 tahun yang tewas terjepit rantai bianglala saat menaiki wahana sendirian. Polisi menunggu saat yang tepat untuk memeriksa orang tua korban yang masih dalam suasana duka dan shock.

"Hasil pemeriksaan tentu tidak bisa kami paparkan sekarang. Apakah ada indikasi kelalaian atau tidak, itu nanti saja. Kalau memang nanti bisa dinaikkan menjadi penyidikan, nanti pasti kami sampaikan," tandas Pramana.

Seperti diberitakan, peristiwa memilukan itu berawal saat korban  bersama orang tuanya, Muhsin, 47, warga Desa Sletreng, Kecamatan Kapongan, pergi ke taman hiburan rakyat (THR). Di THR itulah siswa PAUD tersebut naik bianglala bersama anak-anak sebayanya.

Korban naik bianglala sendirian di keranjang tanpa ditemani orang tuanya. Beberapa putaran korban masih terlihat asyik bermain. Kecelakaan terjadi saat korban berada di atas. Korban mengeluarkan kepalanya melihat orang tuanya di bawah.

Saat itulah kepala korban terjepit. Melihat kejadian itu orang tua korban langsung berteriak meminta operator menghentikan bianglala.

“Korban langsung dievakuasi ke puskesmas tapi nyawanya tak tertolong. Jarak lokasi kejadian dengan puskesmas hanya sekitar 200 meter” ujar Pramana.

Menurut Pramana, korban terjepit besi kerangka rantai cincin besi yang memutar. Korban mengalami luka lebam serta cedera otak berat hingga meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya