SOLOPOS.COM - Polisi saat olah TKP di rumah pribadi Bupati Kediri Haryanti Sutrisno, Minggu (16/8/2020). (Antaranews.com)

Solopos.com. KEDIRI -- Aparat Polres Kediri memeriksa lima orang saksi terkait teror kembang api di rumah Bupati Kediri Haryanti Sutrisno, Minggu (16/8/20200.

"Kami meminta keterangan dari sejumlah orang. Dua orang pengamanan internal kediaman serta tiga orang anggota Satpol PP," kata Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Gilang Akbar di Kediri, Minggu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia mengatakan, selain memeriksa lima orang saksi, polisi juga mendalami rekaman CCTV di rumah bupati KEdiri. Rencananya, rekaman tersebut dibawa ke ke Labfor Polda Jatim.

Pihaknya juga menegaskan saat ini polisi masih menyelidiki kasus teror di rumah bupati Kediri. Juga meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan berbagai berita yang belum bisa dipastikan kebenarannya.

Kota-Kota Dunia dengan Biaya Hidup Termahal: Potong Rambut Rp2,9 Juta

"Saat ini masih dalam penyelidikan. Masyarakat jangan terpancing dengan kabar dan informasi yang belum jelas kebenarannya," kata Gilang dilansir dari Antaranews.com.

Sebelumnya, Pengurus Cabang Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Kabupaten Kediri meminta agar polisi mengusut tuntas kejadian di rumah bupati kediri itu.

"Meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kejahatan teror tersebut. Hingga ke akar-akarnya," kata Sekretaris PC LPBHNU Kabupaten Kediri Taufiq Dwi Kusuma.

Teror Petasan Menyasar Rumah Bupati Kediri, Siapa Pelakunya?

Dikaitkan NU

Pihaknya menyesalkan insiden pelemparan kembang api dengan ukuran besar di rumah pribadi Bupati Kediri Haryanti Sutrisno, tepatnya di Jalan Soekarno Hatta, Kabupaten Kediri tersebut.

Ia prihatin dengan kejadian ini dan sangat menyesalkan nama NU dikait-kaitkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa teror atas nama NU sungguh sangat memprihatinkan. Khususnya bagi warga Nahdlatul Ulama (NU).

Dalam teror di rumah bupati Kediri tersebut berkembang isu liar yang mencoba membenturkan dan memaksa NU Kabupaten Kediri ditarik dalam situasi politik. Kabupaten Kediri akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Desember 2020.

Kapolresta Baru, Solo Bakal Adakan Program Tiada Hari Tanpa Razia

Selain itu, teror tersebut juga merusak perayaan HUT Ke-75 Kemerdekaan RI di wilayah Kabupaten Kediri.

Pihaknya menegaskan teror tidak dibenarkan dalam bentuk apa pun, terlebih lagi menyeret nama NU dalam pusaran kejadian tersebut.

"Teror dan tindak kekerasan dalam bentuk apa pun dapat dipastikan bukan wujud sikap dari jemaah Nahdlatul Ulama," ujar dia menanggapi teror di rumah bupati Kediri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya