SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com)- Kabid Humas, Kombes Pol Djihartono mewakili Kapolda Jateng, Irjen Pol Didiek Sutomo, mengatakan hingga saat ini polisi sudah memeriksa 15 keterangan saksi mata.

Sebagian besar saksi yang diperiksa berasal dari jamaah gereja. Materi pertanyaan mengarah tentang segala sesuatu yang diketahui para saksi ketika bom bunuh diri berlangsung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Densus 88 kan memiliki file dan record tentang sejumlah DPO. Tentunya, hasilnya juga akan dicocokkan untuk mengetahui siapa bomber gereja di Kepunton ini,” ulasnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat disinggung tentang pola pengamanan di setiap gereja di Kota Bengawan, Kombes Pol Djihartono menyerukan bakal merubah total pola pengamanan. Perubahan mendasar mendesak dilakukan, seperti perlunya menambah kekuatan personel saat pengamanan dan ditingkatkannya pola pengawasan pengamanan di kompelks gereja.

“Dalam hal pengamanan, tentunya kami tidak bisa berdiri sendiri. Pengamanan akan dilakukan dengan menggandeng Pemkot Solo juga. Intinya, harus konsisten. Jangan sampai saat ini kencang, kemudian kendur lagi dikemudian hari,” ulasnya.

Menurut dia, guna kepentingan penyelidikan dan penyidikan police line yang dipasang di kompleks gereja belum dapat dibuka. Untuk membuka garis polisi masih menunggu tahap penyelidikan dan penyidikan selesai.

“Kalau sudah selesai semuanya pasti akan dibuka. Setiap pemilik kendaraan dapat mengambil dengan syarat dapat menunjukkan surat-surat penting, seperti STNK,” katanya tanpa menyebutkan kapan tahap penyelidikan akan selesai.

Terpisah, salah satu tokoh Peradi Solo, Muh Taufik menilai polisi harus segera bergerak mengungkap siapa dalang di balik aksi bom bunuh diri di Kota Solo. Hal itu guna menghindari munculnya berbagai antiteas di tengah masyarakat.

“Yang pertama harus diusut tuntas. Adanya bom ini mengindikasikan kegagalan fungsi intelejen polisi yang tidak mengatasi masalah di Ambon. Makanya, kunsinya harus segera diusut,” ulasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Espos, aksi bom bunuh diri di dalam gereja terjadi di Jl Arif Rahman Hakim atau tepatnya di GBIS Kepunton, Tegalharjo, Jebres, Minggu (25/9/2011) pukul 10.55 WIB. Selain mengoyak ketenangan warga Solo, aksi terorisme yang dikecam berbagai kalangan tersebut menewaskan satu orang dan puluhan jamaah gereja lainnya mengalami luka-luka.

(pso)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya