SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Solopos.com, SRAGEN -- Polres Sragen menggencarkan Operasi Cipta Kondisi untuk mengantisipasi munculnya penyakit masyarakat selama Ramadan, salah satunya adalah minuman keras atau miras.

Razia miras sendiri sudah digelar polisi. Akan tetapi, polisi tak banyak mendapati miras yang dijual warga selama Ramadan. Polisi menyasar para pedagang yang biasa kedapatan menjual miras. Hasilnya, mereka tak menemukan miras itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Polres Kulonprogo Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Berantai 2 Perempuan, 11 Adegan Diperagakan

“Kalau di Tangen, jenis pekat yang muncul itu biasanya pesta miras. Sama seperti wilayah lain di utara Sungai Bengawan Solo. Dulu kami pernah menahan warga Gesi yang menjual miras di Katelan, Tangen. Setelah kami sisir lagi, sampai sekarang, kami belum menemukan miras itu lagi,” jelas Kapolsek Tangen, AKP Mohammad Zaeni, kepada Solopos.com, Selasa (20/4/2021).

Pada umumnya, kata Kapolsek, pesta miras biasa digelar setelah selesai hajatan. Biasanya, miras itu didatangnya dari luar wilayah Tangen, Sragen. Namun, sejak terjadinya pandemi, tak banyak warga yang menggelar hajatan. Hajatan bisa diselenggarakan dengan tamu dalam jumlah terbatas. Ternyata hal itu juga memengaruhi peredaran miras di wilayah Tangen.

“Sisi positifnya, pandemi membuat peredaran miras berkurang. Selain itu, mungkin warga berpikir kalau menjual miras itu untungnya tidak seberapa, tapi bisa rugi besar kalau sampai diproses hukum,” terang Kapolsek Tangen.

Baca Juga: Warga Sangkrah Solo Bikin Kelompok Tani Padahal Belum Berpengalaman Bertani, Begini Alasannya

Senada dikatakan Kapolsek Kota Sragen, AKP Mashadi. Menurutnya, dalam Operasi Cipta Kondisi yang digelar jajarannya, polisi tidak mendapati peredaran miras selama Ramadan. Sejumlah pedagang yang pernah menjual miras sudah didatangi, namun mereka tak lagi menjual miras.

Operasi pun dilanjutkan dengan menyasar sejumlah indekos dan pengamen jalanan. Razia indekos digelar untuk mewaspadai pesta narkoba dan aksi mesum oleh pasangan tidak resmi. Sementara para pengamen jalanan diingatkan menjauhi aksi premanisme atau gangguan kamtimbas lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya