Minggu, 25 Desember 2011 - 08:43 WIB

Polisi panen kecaman atas kekerasan di Bima

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta [SPFM], Tindakan represif Brimob dalam membubarkan demonstrasi di Bima, Nusa Tenggara Barat, menuai banyak kecaman. Akibat kekerasan itu, 2 warga Bima, Syaiful dan Arif Rachman tewas ditembak petugas. Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar kepada detikcom kemarin mengatakan, polisi seharusnya tidak perlu melakukan tindak kekerasan pada demonstran. Apalagi hingga menembaki demonstran yang tidak bersenjata. Bambang menambahkan seharusnya polisi melindungi rakyat yang menjadi korban dari efek negatif pembangunan dan penggusuran lahan, bukan malah menembaki mereka. LSM Kontras pun menyampaikan kecaman atas tindakan polisi.

Menurut data lapangan yang didapat Kontras, saat itu tidak ada kondisi yang mengancam nyawa aparat yang berjaga sehingga tidak diberanrkan menembaki orang yang tidak bersalah. Kontras menyayangkan justru polisi menembaki rakyat yang menuntut hak mereka dan mencari keadilan atas tanah mereka. Kecaman juga disampaikan Muhammad Lutfi, anggota DPR Dapil NTB. Lutfi mempertanyakan kinerja Polri yang seolah-olah membiarkan masyarakat menduduki pelabuhan Sape, Bima, kemudian selanjutnya dibubarkan paksa. [dtc/dtp]

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif