SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta [SPFM], Tindakan represif Brimob dalam membubarkan demonstrasi di Bima, Nusa Tenggara Barat, menuai banyak kecaman. Akibat kekerasan itu, 2 warga Bima, Syaiful dan Arif Rachman tewas ditembak petugas. Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar kepada detikcom kemarin mengatakan, polisi seharusnya tidak perlu melakukan tindak kekerasan pada demonstran. Apalagi hingga menembaki demonstran yang tidak bersenjata. Bambang menambahkan seharusnya polisi melindungi rakyat yang menjadi korban dari efek negatif pembangunan dan penggusuran lahan, bukan malah menembaki mereka. LSM Kontras pun menyampaikan kecaman atas tindakan polisi.

Menurut data lapangan yang didapat Kontras, saat itu tidak ada kondisi yang mengancam nyawa aparat yang berjaga sehingga tidak diberanrkan menembaki orang yang tidak bersalah. Kontras menyayangkan justru polisi menembaki rakyat yang menuntut hak mereka dan mencari keadilan atas tanah mereka. Kecaman juga disampaikan Muhammad Lutfi, anggota DPR Dapil NTB. Lutfi mempertanyakan kinerja Polri yang seolah-olah membiarkan masyarakat menduduki pelabuhan Sape, Bima, kemudian selanjutnya dibubarkan paksa. [dtc/dtp]

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya