SOLOPOS.COM - Ilustrasi prostitusi. (Solopos.com/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, MAKASSAR -- Kabar memprihatinkan datang dari Makassar, Sulawesi Selatan. Sebanyak 15 muda-mudi di kota ini diciduk polisi karena terlibat dalam prostitusi online. Usia mereka sebagian besar masih belasan tahun.

Mereka disergap polisi di tiga kamar sebuah hotel di area Kecamatan Panakkukang, Makassar, Senin (8/3/2021) malam. Penyergapan polisi tersebut dilakukan atas dugaan muda-mudi tersebut telah melakukan prostitusi online.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari 15 muda-mudi yang ditangkap, 3 remaja wanita di antaranya. Termasuk remaja DL, berperan sebagai pelaku prostitusi sementara seorang remaja pria, DD (17) ditangkap karena mengantongi 19 anak busur panah.

Baca juga: Video Polisi & TNI Lumpuhkan Orang Gangguan Jiwa di Klaten Viral, Begini Cerita Lengkapnya

Ekspedisi Mudik 2024

"Kami amankan terkait adanya informasi awal, terkait seks (prostitusi) online di salah satu hotel daerah Panakkukang," kata Kapolsek Panakkukang, Makassar, Kompol Jamal Fathur Rakhman, Selasa (9/3/2021).

Mereka yang diamankan adalah MR, 18; MA, 18; RD, 20; Ic, 18; Ry, 18; Is, 19; DD, 17; AA, 17; SY, 17; YS, 17; dan RZ, 15. Sementara Empat orang lainnya adalah perempuan bernama Ft, 19; Ng, 18;  AN, 17; dan SF, 17.

Muda-mudi tersebut diamankan polisi di salah satu hotel di Jalan Pandang Raya, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Senin sekitar pukul 23.50 Wita. Muda-mudi tersebut disergap di tiga kamar hotel yang berbeda.

Baca juga: Muncul Klaster Hajatan di Kulonprogo, 12 Orang Positif Covid-19, Bisa Bertambah

"Di hotel anggota melakukan penggeledahan dan menemukan sebanyak 19 mata busur dan ketapelnya beserta 1 biji obat THD [daftar G]," kata Jamal.

Mantan Santriwati

Dari salah satu muda-mudi itu adalah DL. Usianya baru 16 tahun. Namun ia mengaku telah menjual keperawanannya kepada hidung belang dengan harga Rp5 juta. Harga Rp5 juta itu dipatoknya saat pertama kali terjun ke dunia prostitusi online. DL sebelumnya pernah mengecam pendidikan di sebuah pondok pesantren di Gowa, Sulsel.

"Cuma 1 tahun saya pesantren di Gowa," kata DL di Polsek Panakkukang, Makassar, Selasa (9/3/2021).

DL mengaku mulai terjun ke dunia prostitusi online sekitar November 2020. "[Jual perawan Rp 5 juta] ada orang dulu, kakek-kakek," tutur DL.

Sementara untuk kencan selanjutnya, DL memasang tarif Rp500.000 sekali kencan. Namun DL mengaku tak aktif mencari pelanggan.

Baca juga: Mendadak Oleng, Truk Tabrak Mobil Parkir di Jalan Solo-Jogja Dekat Pasar Delanggu

DL juga mengaku seorang anak yatim. Ibunya telah pulang kampung, sementara ayahnya telah meninggal dunia. DL kini tinggal bersama nenek dan seorang kakak kandungnya.

DL mengatakan, pertama kali terjun ke dunia prostitusi online tidak semata-mata karena alasan ekonomi. DL mengaku terjebak ke dunia prostitusi online lantaran diterpa permasalahan keluarga. "Bukan ekonomi, permasalahan keluarga. Tapi privasi lah," tutur DL.

Saat menjalani dunia prostitusi, DL mengaku dirinya sebenarnya takut. Namun dia tetap menjalaninya. "Sebenarnya saya takut. Itulah tidak sering begini (tidak aktif mencari pelanggan), ada tong pi lagi (nanti ada yang memesan jasa baru melakukan kencan)," jelas DL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya