SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/HarianJogja/Reuters)

Kericuhan terjadi ketika salah seorang yang ikut joget dangdut terlibat keributan dengan pejoget lainnya.

Harianjogja.com, BANTUL– Pentas musik dangdut di Dusun Banyumeneng II, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul diwarnai kericuhan. Polisi terpaksa melepaskan tembakan untuk menghentikan kericuhan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Polsek Panggang, Gunungkidul Ajun Komisaris Polisi (AKP) Arif Dharmawan menceritakan, pada Sabtu (12/11/2016) malam, ratusan warga Giriharjo mengikuti pentas musik dangdut di lapangan Tekek di Dusun Banyumeneng II.

Pentas dangdut dengan elekton itu semula berjalan lancar. Namun sekitar pukul 23.00 WIB, kericuhan mulai terjadi. Tidak tahu dari mana kericuhan itu bermula, salah seorang yang ikut joget dangdut terlibat keributan dengan pejoget lainnya.

Massa warga kata dia mengejar orang tersebut. “Sempat dikejar, lalu lari,” ungkap Arif Dharmawan, saat dikonfirmasi Minggu (13/11). Alhasil, petugas kepolisian yang berjaga di lokasi berupaya mengamankan warga yang menjadi sasaran massa tersebut.

Sayangnya kata Arif, meski sudah diamankan massa tetap mengejar orang tersebut. Jumlah polisi yang mengamankan saat itu hanya sekitar delapan orang. Rawan terjadi aksi main hakim sendiri, polisi terpaksa melepaskan tembakan ke udara untuk menghentikan aksi massa. “Tembakan ke udara dilakukan sebanyak tiga kali,” papar dia.

Untungnya, setelah tembakan dilepaskan kericuhan mulai menyurut. Sejauh ini menurut Arif Dharmawan, polisi tidak melakukan penahanan terhadap warga tersebut termasuk massa yang mengejarnya. “Enggak ada yang ditahan, karena belum sampai terjadi pemukulan,” tuturnya lagi.

Menurut Arif, pentas dangdut dengan elekton itu diselenggarakan Mahasiswa Fakultan Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM). Arif tidak tahu persis, apakah kegiatan dangdut tersebut merupakan rangkaian Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan mahasiswa atau bukan. Pesta dangdut itu pada Sabtu malam menyedot kehadiran ratusan warga. “Kabarnya semacam kegiatan pesta rakyat yang dilaksanakan mahasiswa Fisipol UGM,” jelasnya lagi.

Kepala Desa Giriharjo, Panggang, Aris Eko Widiyanto mengklaim, warga yang berulah dalam pesta dangdut tersebut bukan warga desanya. Menurut dia saat acara digerlar, penonton yang datang tidak hanya warga Giriharjo, melainkan juga warga dari desa lain. Warga Giriharjo sendiri menurutnya sudah berupaya menertibkan situasi agar tidak terjadi kericuhan. “Yang jelas itu bukan warga kami, itu warga luar yang bikin ribut,” jelas Aris Eko Widiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya