Ngawi–Polisi Resort (Polres) Ngawi tetap melakukan penjagaan ketat di jalur perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah meski Densus 88 Mabes Polri berhasil melumpuhkan orang yang diduga gembong teroris Noordin M. Top di Temanggung, Jateng, Sabtu (8/8).
Sedikitnya 60 personel dari Polres Ngawi diterjunkan untuk memeriksa setiap kendaraan yang melintas di jalur Solo-Sragen-Mantingan, yang merupakan jalur utama pintu masuk ke Jatim.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Penjagaan ketat yang dilakukan di jalur perbatasan dua provinsi, mulai pukul 09.30 hingga 15.00 WIB, ini untuk mengantisipasi masuknya jaringan teroris dan segala bentuk pelanggaran,” kata Kepala Polres Ngawi, AKBP Budi Sajidin.
Setelah itu, penjagaan tetap dilakukan dengan menempatkan sejumlah personel dan kekuatan dari Polsek Mantingan untuk siaga selama 24 jam penuh.
Menurut dia, pengamanan di jalur-jalur perbatasan telah dilakukan rutin setiap hari. Namun setelah ledakan bom di Jakarta dan penyergapan otak teroris, Noordin M. Top di Temanggung, pengamanan justru lebih intensif.
Sasaran utamanya adalah tidak hanya orang-orang yang dicari selama ini dan bahan-bahan peledak, tetapi barang berbahaya lain, seperti narkoba, senjata tajam, dan senjata api.
Hasil pengamanan dari pagi hingga sore tadi, tidak ditemukan barang-barang yang mencurigakan.
“Polisi hanya melakukan teguran dan peringatan terhadap sedikitnya 40 pelanggaran lalu lintas yang tidak membawa surat-surat kendaraan,” katanya.
Budi juga mengatakan, Ngawi–berbatasan dengan berbagai daerah–ini strategis. Oleh karena itu, penjagaan ketat tidak hanya dilakukan di Mantingan-Sragen, tetapi di titik perbatasan Ngawi lainnya yang dinilai rawan.
ant/fid
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
