SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Mojokerto–Polisi memburu dua orang, Ansori dan Achmad Junaidi yang diduga ikut menjadi aktor intelektual kerusuhan di Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jumat (21/5).

Mereka disebut-sebut pengunjuk rasa sebagai orang yang mengumpulkan massa dari beberapa kecamatan. Kepala Desa Brayung, Kecamatan Turi Abdul Cholik mengatakan, ia diminta datang ke Polres Kota Mojokerto, Sabtu (22/5). Ia diminta memberikan keterangan terkait dua orang itu yang diduga menjadi warga Desa Brayung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Di desa memang ada orang bernama itu. Tetapi, saya tidak tahu apakah mereka yang dimaksud polisi atau tidak,” ujarnya.

Keterangan terkait keduanya didapat dari 79 pengunjuk rasa yang ditahan di Polres Kota Mojokerto. Mereka mengaku dijanjikan bayaran oleh kedua orang itu jika mau ikut berunjuk rasa di Komplek Pemerintah Kabupaten Mojokerto.

Mereka hanya diminta berunjuk rasa damai memprotes KPU Mojokerto yang dinilai menggagalkan pencalonan Dimyati Rosyid. Unjuk rasa digelar bersamaan dengan paparan visi dan misi tiga pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Mojokerto di Gedung DPRD Mojokerto yang masih dalam komplek Pemkab.

Namun, ada massa lain yang datang dari sisi barat Alun-alun Mojokerto. Mereka membawa bom molotov dan pentungan besi. Bom dilemparkan ker berbagai gedung dan beberapa mobil di halaman komplek.

kompas/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya