SOLOPOS.COM - Warga melempari batu ke arah petugas kepolisian saat bentrokan yang terjadi di Penjaringan, Jakarta, Jumat (4/11/2016) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A)

Polisi sedang memburu 2 penggerak kerusuhan dan penjarahan di Penjaringan, Jakarta Utara.

Solopos.com, JAKARTA — Polisi saat ini memburu dua orang yang diduga menjadi koordinator tindakan penjarahan dan pengrusakan di Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (4/11/2016) malam, setelah berakhirnya demo 4 November.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasat Serse Polres Jakarta Utara AKBP Yuldi Yusman menyebutkan saat ini pihaknya sudah mengantongi dua nama yang diduga menjadi koordinator aksi ricuh tersebut. “Sementara ini, [berdasarkan keterangan] ada koordinatornya. Dua nama dikejar polisi,” sebut Yuldi di Polda Metro Jaya, Senin (7/11/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Yuldi menjelaskan pihaknya sempat mengamankan 15 orang yang melakukan penjarahan. Namun tiga orang kemudian dipulangkan karena tidak cukup bukti. Dalam pengembangan, pihaknya kembali mengamankan satu orang lainnya. “Mereka [15 orang] tertangkap tangan saat menjarah di supermarket, lalu satu orang ditangkap karena jelas dalam rekaman CCTV,” jelasnya.

Ke-13 orang tersebut kemudian dijerat dengan Pasal 363 KUHP soal pencurian dan kekerasan. Penangkapan ini dilakukan berdasarkan lima laporan polisi berbeda. Dua di antaranya dilayangkan oleh pihak Alfamart dan Indomaret yang menjadi korban penjarahan, satu laporan dibuat oleh seorang wartawan media elektronik yang merugi karena pengrusakan motor miliknya, serta dua laporan lain terkait pengrusakan halte dan toko bunga.

Namun, sejauh ini, belum diketahui total kerugian yang diderita masing-masing korban akibat tindakan anarkis ini. Selain mencari para koordinator atau penggerak, polisi juga sedang memburu 13 orang lainnya yang masuk dalam daftar pencarian orang terkait tindak penjarahan dan pengrusakan ini. Baca juga: Rusuh Penjaringan Tak Terkait Pendemo 4 November.

Polisi menyebutkan bahwa pelaku penjarahan berusia rata-rata 16-22 tahun dan berasal dari beberapa lokasi di wilayah penjaringan. Adapaun alasan mereka melakukan penjarahan adalah memanfaatkan situasi. “Ikut-ikut karena melihat chaos di depan istana, memanfaatkan momen ini untuk melakukan tindakan mereka,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya