SOLOPOS.COM - Sejumlah pengemudi angkutan umum menghentikan taksi yang beroperasi saat melakukan unjuk rasa di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (22/3/2016). Dalam aksinya mereka menuntut untuk pemerintah segera menutup armada angkutan pelat hitam berbasis aplikasi. (JIBI/Solopos/Antara/Muhammad Adimaja)

Polemik taksi Uber-Grab berujung aksi massa besar-besaran yang diwarnai kekerasan kemarin. Ahok mencurigai perusahaan taksi konvensional merestui.

Solopos.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan perusahaan taksi konvensional pasti sudah mengetahui dan “merestui” adanya aksi demontrasi sopir taksi dan angkutan umum yang dilakukan Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) di Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

“Jadi demo itu pasti direstui oleh perusahaan taksi dan sudah ada perintah tidak boleh ada kekerasan, ya ditindak dong. Kalo enggak mau ditindak, ya main keras,” kata Ahok panggilan akrab Basuki di Balai Kota, Rabu (23/3/2016).

Ahok menegaskan, telah meminta perusahaan taksi konvensional untuk menindak tegas pelaku anarkis demo taksi. Dia mengancam akan mencabut seluruh izin perusahaan taksi apabila tak mengindahkan surat edaran tersebut. Tercatat ada 34 perusahaan taksi yang turut serta dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung Selasa (22/3/2016). Baca juga: Gantinya, Blue Bird akan Gratiskan Layanan Rabu (23/3/2016).

Dalam surat edaran tersebut, pemerintah memberi somasi untuk perusahaan taksi yang enggan memberi sanksi kepada sopir yang bertindak anarkis. Surat edaran tersebut ditandatangani Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah. Baca juga: Blue Bird: Seragam Biru Bukan Cuma Kami!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya