SOLOPOS.COM - Ilustrasi (sillyscenes.com)

Polemik taksi online masih belum berakhir di Jogja

Harianjogja.com, JOGJA – Sopir taksi konvensional yang melakukan perusakan terhadap armada taksi online akhirnya buka suara. Mereka sengaja mengejar dan merusak kaca mobil karena kesal penumpangnya diserobot setelah antri menunggu sekitar empat jam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Organda DIY meminta maaf atas tindakan tersebut dan mendesak Pemda DIY untuk segera menertibkan taksi online yang dinilai sebagai akar dari kekisruhan tersebut.

Adapun pelaku perusakan itu adalah Supriyanto, yang juga sopir dari Centris Taksi. Sebelumnya, pengemudi taksi online Thomas Nikolay, 34, warga Pringgokusuman, Kota Jogja yang menaikkan penumpang di depan sebuah tempat hiburan malam di Jalan Magelang sekitar pukul 03.30 WIB. Merasa penumpangnya direbut, Supriyanto langsung melakukan pengejaran dan merusak mobil yang dikemudikan Thomas.

Supriyanto menceritakan, sejak Sabtu (25/2) pukul 23.00 WIB sudah mangkal dengan cara antri di depan sebuah tempat hiburan malam di Jalan Magelang, Mlati, Sleman. Sekitar pukul 03.30 WIB, setelah menunggu empat jam, ada calon penumpang yang akan menggunakan taksi. Namun tiba-tiba diserobot oleh taksi online yang dikemudian oleh Thomas Nikolay.

“Saya tidak ada niat untuk menghancurkan mobil tersebut. Kami sudah menghampiri saat itu, meminta agar pelanggan diturunkan tetapi driver itu [taksi online] malah membentak dengan nada tinggi, lari dan sempat menabrak sandal saya,” ungkapnya dalam keterangan persnya di sebuah warung makan, Jalan Solo, Depok, Sleman, Selasa (28/2/2017).

Supriyanto pun mengajak rekannya Andri untuk mengemudikan taksi dan mengejar taksi online tersebut. Ia mengakui sempat menyalip taksi online di depan Stasiun Tugu, namun sopir taksi tersebut justru melewati jalur rel yang seharusnya tidak boleh dilewati.

“Saya ikuti terus, dia berhenti di depan Polsek, saya spontanitas mengeluarkan kunci roda dan saya pukulkan ke kaca mobil,” ungkap dia.

Ia menegaskan, peristiwa itu memang seharusnya tidak terjadi. Tetapi ia tak mampu berbuat banyak, karena ladang tempat mencari penghidupannya selama bertahun-tahun kini diusik. Padahal ia harus menghidupi anggota keluarganya. “Harusnya itu jatah saya narik [mengangkut], dari jam 11 [malam] saya antre itu,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya