SOLOPOS.COM - Massa SSR berdemo di depan gedung DPRD Kulonprogo, Senin (27/1/2014). (Harian Jogja/Switzy Sabandar)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Lebih dari 200 warga Desa Sentolo dan pedagang Pasar Tradisional Sentolo menggeruduk Gedung DPRD Kulonprogo, Senin (27/1/2014) pagi. Massa yang tergabung dalam Forum Sentolo Rembug (FSR) datang dengan menggunakan beberapa unit truk dan pikap. Puluhan poster dibentangkan dan secara bergantian mereka berorasi menyampaikan pendapatnya.

Dalam aksi tersebut, Forum Sentolo Rembug (FSR) yang mengatasnamakan masyarakat Sentolo dan sekitarnya mengehendaki, pasar tradisional Sentolo merupakan pasar tradisional kesultanan yang menjadi warisan budaya dan identitas Sentolo tetap eksis dan dipertahankan. Mereka juga menuntut Pasar tradisional Sentolo dikembalikan pengelolaannya kepada pemerintah desa Sentolo, serta menolak pengalihfungsian pasar tradisional Sentolo menjadi ruang terbuka hijau (RTH), taman kuliner, maupun taman niaga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mantan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sentolo, Anang Subagyo, mengungkapkan, masyarakat bingung dengan berubahnya rencana Pemkab Kulonprogo terkait dengan keberadaan pasar tradisional pascarelokasi pedagang ke pasar percontohan.

Awalnya, urai dia, bupati berencana membuat RTH di lokasi pasar tradisional Sentolo, kemudian berubah menjadi taman kuliner dan yang terakhir diubah lagi menjadi taman niaga.

“Ini membingungkan, apalagi masih banyak pedagang dan masyarakat yang menginginkan pasar tradisional tetap berdiri,” ujarnya dalam audiensi dengan Komisi II DPRD.

Menurutnya, informasi yang diberikan paguyuban dan pemerintah juga simpang siur. Mereka, kata dia, menyebutkan, jumlah pedagang yang tersisa di pasar tradisional hanya 33 orang, padahal masih ada 200 pedagang, bahkan kini menjadi 400 pedagang yang berjualan di pasar tradisional.

Perwakilan FSR lainnya, Bimo Prasetyo, menambahkan, pemuda dan masyarakat Sentolo tidak pernah menghalang-halangi berdirinya Pasar Percontohan Sentolo serta tidak pernah menghalang-halangi pedagang yang akan pindah ke pasar percontohan.

“Kami memohon agar pasar tradisional Sentolo dikembalikan pengelolaannya kepada Pemerintah Desa Sentolo,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya