SOLOPOS.COM - Sejumlah seniman Surabaya menggelar aksi simpati di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jumat (10/1/2014) lalu. Aksi yang diikuti seniman dari berbagai cabang seni tersebut, dipicu oleh matinya sejumlah satwa yang ada KBS sepanjang 2013 dan awal 2014. (JIBI/Solopos/Antara/Eric Ireng)

Solopos.com, SURABAYA — Aparat Polrestabes Surabaya akan kembali memeriksa sejumlah pengurus Kebun Binatang Surabaya (KBS) untuk menelusuri misteri kematian Singa Michael di kandangnya pada Selasa (7/1/2014).

“Sejumlah pengurus akan kami periksa lagi. Kami akan menelusuri hingga kasus ini tuntas,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, AKBP Farman, kepada wartawan di Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (25/1/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah temuan yang didapat polisi dijadikan pijakan guna menguak kembali peristiwa tersebut. Polisi tidak menjadikan pemeriksaan tim dari Universitas Airlangga Surabaya sebagai pijakan karena tidak melakukan otopsi secara langsung. Polrestabes Surabaya juga menilai yang dilakukan KBS dengan menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) internal, serta otopsi Michael, mengabaikan UU No. 5/1990 tetang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

“Kami menilai hal itu menyalahi ketentuan. Karena jika berpijak undang-undang tersebut, yang memiliki kewenangan melakukan olah TKP dan memeriksanya yakni PPNS, BKSDA, dan Kepolisian,” katanya.

Terkait hal tersebut, Polrestabes Surabaya akan kembali memulai dan mengurai kasus tersebut dengan segera memanggil mereka untuk dimintai keterangan sejumlah pengurusnya. “Itu untuk memulai pemeriksaan. Kami buka lagi apa yang melatarbelakangi kematian satwa KBS tersebut,” kata perwira menengah tersebut.

Polisi sempat menyayangkan tindakan pengurus KBS yang tidak segera melapor saat menemukan singa dalam keadaan tergantung. Apalagi, saat datang ke lokasi, kandang sudah dalam keadaan bersih dan TKP tidak steril. Sebelumnya, Michael yang merupakan singa berusia 1,5 tahun koleksi KBS ditemukan tewas dengan leher tergantung tali seling di kandangnya. Berbagai dugaan penyebab kematian Singa jantan tersebut bermunculan. Bahkan, kasusnya sempat menjadi isu nasional hingga menarik perhatian pemerintah pusat.

Seusai mendapat kabar kematian Singa, Pemerintah Kota Surabaya melaporkan kematian yang dinilainya tidak wajar ke Polrestabes Surabaya. Sekretaris Kota Hendro Gunawan, mengatakan sesaat setelah kejadian, Dirut PDTS KBS bersama Kasatpol PP Kota Surabaya langsung melaporkannya.

Pihaknya berharap, motif kematian satwa bisa diketahui, termasuk pelakunya jika itu merupakan suatu upaya pembunuhan. Sejumlah pemerhati satwa di Kota Surabaya juga meminta pihak kepolisian setempat segera mengusut matinya Michael.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya