SOLOPOS.COM - Arlin Meila, peserta seleksi kepala dusun Kurahan II, Murtigading, Sanden menutupi muka ketika difoto oleh wartawan, Minggu (5/2/2017). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Polemik Kadus Kurahan di Bantul terjadi karena peraih nilai tertinggi saat seleksi tidak dilantik

Harianjogja.com, BANTUL– Proses pemilihan Kepala Dusun Kurahan, Desa Murtigading, Sanden memberikan pengalaman berarti bagi Arlin Meila.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilihat secara penampilan, Arlin hanyalah anak gadis beranjak dewasa seperti perempuan pada umumnya. Kala ditemui di rumahnya di RT 01 Piringjepit, Kurahan, ia muncul dengan blus biru, dan kerudungnya yang penuh dengan motif bunga. Tubuhnya ramping cenderung kurus, namun senyum di wajahnya tak henti-hentinya ditampakkan kala berbincang.

Perempuan yang lahir dari rahim Suprihatin ini, sebetulnya enggan membagi cerita atas ketidakadilan yang diterimanya. Dia sempat berkata “Sudah itu, sudah malas saya mengurusnya, sudah selesai kok.”

Ekspedisi Mudik 2024

Namun dengan perlahan, dia akhirnya mau berbagi pengalamannya, bahkan sejurus kemudian ia masuk kembali ke dalam rumah, keluar dengan membawa sebuah amplop coklat berisikan semua dokumen terkait pencalonannya sebagai Kepala Dusun (Kadus) Kurahan.

Semuanya disimpannya dengan rapi, laptop miliknya juga dibawa ke teras, Arlin mengarsip kenangannya dengan baik. Seperti itu pula cara dia mengarsip kisah pahitnya berikut.

Putri dari Suhardi ini mengungkapkan tahapan-tahapan yang harus ia lalui dalam pemilihan pamong desa. Mulai dari mendaftar, tes seleksi hingga akhirnya mengetahui bahwa total nilai hasil seleksi yang ia raih, merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan tiga peserta lainnya.

Hanya saja, kedatangan pak Kades ke kediamannya pada beberapa hari sebelum rekomendasi turun, seakan memberi firasat buruk baginya. Malam itu, Kades dan istrinya datang, begitu berjabat tangan dengan ayahnya, Kades langsung mengajak Arlin dan ayahnya berbincang serius.

Alumnus jurusan PAUD Universitas Negeri Yogyakarta itu menjelaskan, bahwa Kades memintanya tak melanjutkan langkah sebagai Kadus, walaupun benar bahwa hasil seleksi miliknya berada di posisi tertinggi.

Menurut Kades, karena dirinya adalah perempuan, masih muda, belum banyak pengalaman bermasyarakat. Ia juga ditawari posisi menjadi staff di Pemdes yang sekira akan memberikan tugas yang lebih ringan baginya.

Arlin kukuh pada pendiriannya, ia yakin benar sebagai perempuan ia tetap punya hak menjadi seorang pemimpin Kadus. Kalimat-kalimat yang meluncur dari bibir Kades tak ia gubris, termasuk ketika Kades menyebut ada banyak warga yang tidak berkenan Arlin yang seorang gadis itu, menjadi Kadus.

“Di tengah proses ini, saya juga dituduh dapat bocoran soal dari Kabupaten, makanya bisa dapat nilai tertinggi. Mau dapat bocoran bagaimana, seleksi saja dilakukan oleh Universitas Ahmad Dahlan, saya murni belajar,” ungkap perempuan yang masih aktif sebagai Asdos di kampus itu.

Arlin menceritakan adegan demi adegan saat Kades bertamu, dengan tak beraturan, kadang runtut, namun kadang acak. Dari nada bicara, ia terlihat tak begitu antusias. Namun, senyum masih menempel pada air muka Arlin, gadis yang aktif menerima bimbingan les privat itu.

“Saya sih terserah orang mau bilang apa tentang perempuan, omongan orang itu hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Saya hanya ingin, membuktikan kemampuan saya,” ujar Arlin, yang bisa membeli laptop dan perlengkapan kuliah lewat beasiswa selama kuliah ini.

Belum selesai Arlin berbicara, Suhardi, sang ayah juga menyebutkan kalimat-kalimat pedas dari bibir sang Kades. Suhardi sadar ia bukan orang berada, namun apa yang dikatakan Kades malam itu, begitu memukul harga dirinya.

“Nek aku dadi wong tuwone bocah iki, ora tak olehke dadi dukuh, dadi dukuh kuwi rekoso, tombok. Ora tego aku nyawang bocah kuwi dadi dukuh, nek tombok koe arep tombok nganggo opo? [Kalau aku jadi orang tuanya anak ini, tidak akan aku bolehkan jadi Kadus. Jadi kadus itu berat, nambah uang. Tidak tega saya melihat anak itu menjadi kadus. Kalau harus nambah uang mau pakai apa?]” Hardi menirukan kalimat yang diucapkan Kades.

Bola mata Hardi semakin memerah ketika ia mengingat kalimat-kalimat lainnya. Sesekali ia berbicara sembari menyentuh dadanya.

“Ada juga bilang begini, kalau dukuh perempuan itu nanti, kalau ada bantuan masuk, hanya digunakan untuk keluarga saja,” tutur Hardi. Ada air mata yang menggenang di dalam kelopak matanya. Namun ia berhasil menahannya agar tak tumpah.

Hardi menuturkan, bahkan saat menerima kedatangan Kades, ia belum sempat membuatkan kopi untuk tamunya itu. Tapi selanjutnya, ia tahu bahwa semua itu adalah pertanda bagi putri semata wayangnya.

Suhardi meminta anaknya untuk ikhlas menerima apapun yang akan terjadi esok hari, termasuk apapun pengumuman rekomendasi yang akan diterimanya nanti. Bagi lelaki berusia 49 tahun itu, pertanda buruk akan diterima sang anak, terkait pemilihan Kadus.

Hal buruk akan datang bagi anaknya, ketika ia kembali mengingat bahwa Kades berkata bahwa ia ingin memiliki pamong yang gagah. Karena tak mau anaknya hanya menjadi bahan “bebengek” saat rapat-rapat digelar Pemdes. Jelas, kalimat itu bak firasat penolakan bagi anak gadisnya.

Apa yang dirasakan Suhardi, tak hanya firasat semata. Beberapa hari berselang, rekomendasi Calon Kadus yang akan dilantik diumumkan lewat surat. Nama Arlin Meila tak tercantum di sana, melainkan nama peserta yang memiliki total nilai seleksi berada tepat di bawah nilai putrinya.

“Tapi Arlin katanya juga tidak mau mengurus di pengadilan, atau apa, katanya dia mau fokus di kegiatan lainnya. Dia ingin melanjutkan berkarya di dunia pendidikan, mengajar di PAUD, dan lainnya,” tutup Hardi. Di akhir obrolan, sang istri Suprihatin datang dengan senyum lebarnya, kembali mengingatkan bahwa hidangan di atas meja, perlu disentuh juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya