SOLOPOS.COM - Arlin Meila, peserta seleksi kepala dusun Kurahan II, Murtigading, Sanden menutupi muka ketika difoto oleh wartawan, Minggu (5/2/2017). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Polemik Kadus Kurahan terjadi diduga karena peraih nilai tertinggi adalah seorang perempuan

Harianjogja.com, BANTUL- Arlin Meila, peserta seleksi pemilihan Kepala Dusun (Kadus) Kurahan II, Murtigading, Sanden gagal dilantik menjadi Kadus setempat.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Camat Sanden, Bantul Fatoni menyebutkan, alasan dirinya mengeluarkan rekomendasi Kadus bukan kepada Arlin, selaku pemilik nilai seleksi tertinggi karena dia mengacu pada penilaian lurah.

Dirinya pernah memanggil Arlin, sebagai keperluan pengenalan. Dari sana ia menilai Arlin memang cukup matang, dan serta cukup layak menjadi pemimpin di sebuah dusun. Kendati demikian, ia tidak berani ambil risiko untuk tetap memberikan rekomendasi ke Arlin.

“Karena yang nanti akan sering bekerja sama dengan pak lurah kan adalah dia [yang terlantik], dan lurah sudah memiliki pertimbangan. Jadi secara moral kami “manut” saja dengan lurah,” ujarnya, Minggu (5/2/2017).

Kepala Desa Murtigading Sutrisno membenarkan ia datang ke kediaman Arlin. Kendati demikian ia membantah telah meminta Arlin untuk mengikhlaskan posisi Kadus, dan menjadi staff di Pemdes. Kedatangannya hanyalah bertujuan untuk melihat kondisi dan situasi kesiapan Arlin dan keluarganya.

Sutrisno bahkan menyebut Arlin dan keluarga hanya salah menafsirkan kedatangan dirinya. Kesiapan rumah tangga seorang Kadus dibutuhkan, sebagai bekal untuk berjuang di tengah masyarakat, terlebih mengingat Arlin adalah seorang perempuan.

“Saya lihat orang tuanya tidak siap untuk di depannya, misalnya Arlin berada di masyarakat. Menjadi Kadus juga berkaitan dengan kesiapan mental, dia [Arlin] masih anak-anak, masih remaja,” ungkapnya.

Selain itu dirinya kembali membantah telah mengatakan bahwa menjadi Kadus akan menyulitkan kesulitan Arlin, terutama finansial. Sutrisno menerangkan, ia tidak meragukan kemampuan ekonomi dari keluarga Arlin. Melainkan hanya memberikan informasi, bahwa menjadi seorang Kadus perlu banyak persiapan.

“Saya pernah menjadi Pj Kadus, ketika ada kegiatan, anggaran desa itu terbatas, saya mengeluarkan dana untuk keperluan kegiatan itu. Jadi memang menjadi Kadus itu harus siap,” kata dia.

Di akhir, Sutrisno menegaskan bahwa menentukan seorang peserta seleksi menjadi Kadus juga menjadi haknya sebagai Kades atau lurah. Namun keputusan itu tidak mutlak menjadi haknya pribadi, dirinya tidak memberikan usulan Arlin sebagai Kadus terlantik setelah banyaknya masukan masyarakat yang datang langsung ke rumahnya.

“Persoalan ini sudah selesai, Kadus juga sudah dilantik Desember 2016 lalu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya