SOLOPOS.COM - PKL yang menjual sate jamu dan rica-rica guk-guk (Dok/JIBI/Solopos)

Polemik daging anjing terus mencuat karena tingkat konsumsi daging anjing di Solo relatif tinggi.

Solopos.com, SOLO — Konsumsi daging anjing di Kota Solo tergolong tinggi sehingga otoritas setempat mengkaji pelarangan konsumsi daging anjing. Alasannya, konsumsi daging anjing tanpa pengawasan dikhawatirkan menyebarkan penyakit menular seperti rabies.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rencana pengaturan hingga pelarangan konsumsi daging anjing mencuat dalam pembahasan Raperda tentang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan (Keswan).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut anggota panitia khusus (pansus) Raperda Keswan, Reny Widyawati, Solo perlu perhatian lebih terhadap peredaran dan konsumsi daging anjing untuk menjamin keamanan pangan.

Reny melihat sejauh ini belum ada pengawasan terhadap daging anjing karena hewan tersebut tak masuk kategori peternakan.

“Padahal mengacu data Pemprov Jawa Tengah, Solo menjadi kota tertinggi dalam konsumsi daging anjing di provinsi. Per hari bisa menghabiskan 63 ekor anjing. Ini mengkhawatirkan jika tak segera direspons terkait kelayakan konsumsinya,” ujar Reny saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Jumat (9/10/2015).

Dia mengatakan sejumlah kalangan tak ingin Solo menjadi seperti Bali yang mengeluarkan dana hingga Rp150 miliar per tahun untuk pemberantasan penyakit rabies.

Penolakan tersebut juga diperkuat UU maupun PP yang menyatakan anjing bukan termasuk hewan konsumsi atau peternakan. Meski demikian, Reny mengakui opsi pelarangan menuai pro dan kontra.

“Menyantap daging anjing saat ini sudah dimaknai sebagian masyarakat sebagai obat atau jamu. Padahal belum ada uji klinis resmi mengenai hal itu,” tutur politikus Demokrat tersebut.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota, Budi Suharto, berinisiatif mengajukan Raperda Keswan mengingat perlunya pengelolaan sumber daya ternak secara bermartabat dan berkelanjutan. Dia melihat hal itu penting agar produk pangan yang dihasilkan berdaya saing dan dapat terjamin kesehatannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya