SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL—Dalam beberapa bulan terakhir, gereja Kristen dan Katolik di Gunungkidul dibuat resah dengan munculnya kelompok baru yang menyebarkan ajaran berbeda dari yang selama ini dianut gereja. Badan Kerja Sama (BKS) Gereja Kristen di Gunungkidul juga secara tegas menolak kelompok ini. Meski begitu, Pimpinan Umat Katolik DIY-Jateng Keuskupan Agung Semarang (KAS) Uskup Yohanes Puji Sumarto, justru enggan menyebutnya aliran sesat.

Meski aliran baru tersebut bukanlah bagian dari Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), dia mengimbau umat Katolik tidak gegabah menghakimi kelompok aliran lain sebagai aliran sesat. Pasalnya, keyakinan sangat erat terkait dengan nilai yang sangat pribadi dan menyangkut hak asasi manusia (HAM).

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

“Tidak perlu gusar dan panik menyikapi kelompok itu. Dia justru menegaskan hidup berdampingan dalam perbedaan keyakinan dan kepercayaan menjadi salah satu hidup yang istimewa,” katanya kepada Harian Jogja kemarin, (7/8).

Pengganti Uskup Ignatius Suharyo itu mengingatkan, munculnya aliran baru yang sudah terdengar di kalangan umat dan pastor ini bukanlah sebagai ancaman bagi umat gereja Katolik. “Itu semua kembali pada pribadi umat, sejauh mana yakin dan percaya akan Kristus Allah yang hidup dan menyelamatkan, atau tidak,” paparnya.(Harian Jogja/Endro Guntoro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya