SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pengeroyokan (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SEMARANG — Kasus penganiayaan atau pengeroyokan yang dilakukan anggota organisasi masyarakat (ormas) maupun kelompok perguruan silat di Jawa Tengah (Jateng) terbilang masif dalam kurun setahun terakhir.

Direktur Reserse dan Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jateng, Kombes Pol. Budhi Haryanto, menyebut ada 57 kasus penganiayaan yang dilakukan anggota ormas maupun kelompok perguruan silat di Jateng sepanjang 2019.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dari kasus sebanyak itu, paling banyak terjadi di wilayah Soloraya seperti Solo, Sukoharjo, dan Wonogiri. Pelakunya ya orang-orang ini [hampir sama],” ujar Budhi saat gelar perkara di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Senin (4/11/2019).

Budhi mengatakan wilayah Soloraya memang terbilang rawan kasus kekerasaan maupun premanisme yang dilakukan ormas.

Baca juga: Terungkap, Kasus Penganiayaan 3 Pemuda Di Sukoharjo Karena Bentrok Perguruan Silat

Kasus terbaru terjadi di Sukoharjo, Kamis (31/10/2019) lalu. Tiga pemuda menjadi sasaran sekelompok orang yang diduga berasal dari perguruan silat Persaudaraan Setia Hati (PSH) Winongo.

Akibat penganiayaan itu, ketiga korban mengalami luka-luka akibat serangan benda tajam dan tumpul hingga harus menjalani perawatan di RS Nirmala Suri. Saat kejadian itu, ketiga korban tengah mengenakan baju yang bergambar lambang perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

“Pelaku diperkirakan lebih dari 50 orang, tapi yang baru ketangkap 11 orang. Bagi yang belum ditangkap kita harap mau menyerahkan diri. Kalau tidak, kami akan terus kejar!,” kata Budhi.

Bentrok antara dua perguruan silat ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Sebelumnya, bentrok antara PSHT dan PSH Winongo juga terjadi di Wonogiri, 8 Mei lalu.

Bahkan, dalam kerusuhan itu mantan Kasat Reskrim Polres Wonogiri, Kompol Aditia Mulya Ramadhani, menjadi korban. Aditia mengalami luka di bagian kepala hingga tak sadarkan diri dan harus menjalani perawatan intensif.

Bahkan, hingga saat ini kondisi Aditia belum 100% membaik. Ia masih menjalani perawatan akibat pengeroyokan itu. Meski pun, dirinya sempat menjalani perawatan di Singapura, September lalu.

Baca juga: Subhanallah! Eks Kasatreskrim Wonogiri Korban Pengeroyokan Mulai Bisa Berzikir

Budhi menambahkan, selain dilakukan kelompok perguruan silat PSHT dan PSH Winongo, aksi kekerasan yang berujung ke tindak penganiayaan itu juga dilakukan kelompok yang kerap disebut Laskar.

“Semoga setelah ini tidak ada lagi aksi premanisme yang dilakukan ormas. Kami akan mengumpulkan pimpinan ormas dan mengingatkan mereka, bahwa di negara ini tidak ada hukum rimba. Adanya hukum KUH Pidana,” tutur Direskrimum Polda Jateng.

Senada juga disampaikan Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol. Iskandar Fitriana Sutisna. Ia meminta kepada masyarakat untuk tidak takut untuk melapor jika ada tindak kejahatan yang dilakukan ormas.

“Polda Jateng tidak akan tebang pilih dalam memberantas tindak kekerasan yang dilakukan ormas. Siapa yang bersalah harus siap mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujar Iskandar.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya