SOLOPOS.COM - KUNJUNGAN —Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi (dua dari kiri) mengunjungi usaha pembuatan pupuk organik Kelopok Tani Maju Sari di Desa Karangasem Paliyan, akhir pekan lalu.(HARIAN JOGJA/ENDRO GUNTORO)

KUNJUNGAN —Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi (dua dari kiri) mengunjungi usaha pembuatan pupuk organik Kelopok Tani Maju Sari di Desa Karangasem Paliyan, akhir pekan lalu.(JIBI/Harian Jogja/Endro Guntoro)

GUNUNGKIDUL—Meski hanya memanfaatkan alat penghancur sampah bantuan Pemkab Gunungkidul yang mangkrak di padukuhan tetangga, kelompok tani Maju Sari Padukuhan Lemah Abang, Desa Karangsari Kecamatan Paliyan mampu memproduksi pupuk organik.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Kegiatan usaha Poktan Maju Sari tersebut sudah berjalan setahun terakhir dan mampu memproduksi pupuk organik rata-rata 25 ton dalam setahun. Kini mereka mampu melayani kebutuhan pupuk organik petani di beberapa wilayah di Kecamatan Paliyan.

Ekspedisi Mudik 2024

Keberhasilan Maju Sari tak lepas dari kegigihan Tukino dan Yuniasih. Pasangan suami istri ini menjadi motor kegiatan poktan.

“Kami bahagia sekali. Apa yang kami laukan dengan teman-teman ternyata ada pihak yang memperhatikan. Alat produksi penghancur sampah untuk pupuk ini hanya pinjman dari kampung sebelah. Bantuan alat ini semula hanya mangkrak dan kami minta untuk dimanfaatkan,” kata Tukino saat menerima kunjungan Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi dan rombongan wartawan, akhir pekan lalu.

Pertemuan dengan orang nomor dua di Pemkab Gunungkidul itu menjadi kesempatan paling berharga bagi Poktan Maju Sari. Dari persoalan modal, jatuh bangun dalam merintis usaha hingga minimnya sarana penunjang disampaikan secara polos kepada Wabup.

Pada kesempatan tersebut, Immawan menyatakan rasa bangganya atas kerja keras dan kegigihan Tukino dan Yuniasih serta petani Maju Sari. Wabup yakin usaha poktan Maju Sari yang dikerjakan dengan gigih ini akan mendapatkan pasar cukup cerah.

Menurut Wabup, Kecamatan Paliyan memiliki area pertanian seluas 2.000 hektare yang butuh pupuk organik. Padahal untuk setiap 10 ton pupuk organik, hanya mampu mencukupi kebutuhan satu hektare lahan.

“Artinya, kebutuhan pupuk organik cukup tinggi. Terlebih Maju Sari baru produksi 25 ton per tahun. Masih dibutuhkan Tukino-Tukino lain serta Yuniasih-Yuniasih lainnya untuk lebih memakmurkan Gunungkidul,” ujar Immawan. Ia berjanji akan segera berkoordinasi dua SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) serta Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan (BP2KP) untuk rencana uji laboratorium.

(JIBI/Harian Jogja/Endro Guntoro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya