SOLOPOS.COM - Pohon jati berusia ratusan tahun di Dusun Jaten, Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri dikeramatkan warga setempat, Rabu (15/6/2022). Pohon tersebut dipercaya memiliki hal mistis. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Banyak pohon jati berusia ratusan tahun di Wonogiri yang dianggap keramat. Tidak jarang, pohon-pohon tersebut dipercaya masyarakat memiliki hal mistis.

Salah satu pohon jati itu berada di Dusun Jaten, Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri. Pohon itu berdiameter lebih dari 1,5 meter dengan tinggi kurang lebih 12 meter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tidak jauh dari pohon tersebut terdapat makam atas nama Ki Ageng Sarpo Sentono yang dimakamkan, 28 Oktober 1997. Makam itu telah dikijing dan dibangun rumah kecil tidak bertembok.

Salah seorang warga Desa Tanggulangin, Mbah Jogo, mengatakan pohon jati tersebut sudah ada sejak zaman dahulu. Ia memperkirakan pohon jati itu berusia lebih dari 400 tahun.

Pohon jati tersebut sudah ada sejak zaman Wali Songo. Dia percaya pohon itu masih ada singgungannya dengan Ki Ageng Donoloyo, tokoh yang menumbuhkan hutan jati Donoloyo kali pertama.

Baca Juga: Keistimewaan Kabupaten Wonogiri, Memiliki Cadangan Emas 1,5 Juta Ton

“Pohon jati itu berasal dari Sokoboyo, Slogohimo, Wonogiri. Sama seperti pohon jati di Donoloyo,” ujar Mbah Jogo saat ditemui Solopos.com di Balai Desa Tanggulangin, Rabu (15/6/2022).

Dia mengatakan pohon jati tersebut berkaitan dengan sejarah awal terbentuknya Desa Tanggulangin. Tapi, ia tidak menyebutkan jelas kapan tepatnya desa tersebut terbentuk.

Ia hanya menyebutkan tokoh bernama Ki Ageng Sentono yang mengawali terbentuknya Desa Tanggulangin.

Dahulu, di area tersebut terdapat tujuh batang pohon jati yang berumur sangat tua. Kini hanya tinggal satu batang pohon yang berumur ratusan tahun.

Baca Juga: Siapakah Ki Ageng Donoloyo yang Difilmkan di Wonogiri?

Dua pohon terakhir yang ditebang digunakan membangun masjid di Desa Tanggulangin di era 1990-an. Satu pohon lagi dibawa ke Wonogiri kota. Tidak jelas difungsikan sebagai apa. Sementara, pohon jati lainnya tak diketahui kapan hilangnya.

“Saat hendak ditebang untuk pembangunan masjid, tidak ada orang yang membantu menebang. Sebab mereka merasa takut. Akhirnya, terpaksa memanggil orang dari desa lain. Anehnya, saat mau dirobohkan, ada angin kencang datang dari arah Hutan Donoloyo. Seakan menolong agar pohon itu roboh. Akhirnya pohon jatinya bisa roboh dengan mudah,” ucap dia.

Menurut Mbah Jogo, jika ada pejabat daerah yang berani melewati jalan di bawah pohon jati tersebut maka pejabat tersebut akan tertimpa musibah. Entah kehilangan jabatan atau pun sakit. Oleh karena itu, tidak ada pejabat daerah yang berani melewati jalan yang terdapat pohon jati.

“Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang sungkan jika melewati jalan tersebut. Pohon itu masih tampak angker dan menyeramkan,” imbuh dia.

Baca Juga: 1 Keluarga Hidup di Hutan Wonogiri, Rintangan Datang Silih Berganti

Warga Desa Tanggulangin lainnya, Suyadi, mengatakan pohon tersebut pernah ditawar senilai Rp1 miliar oleh orang Semarang. Tetapi masyarakat tidak berani menjual. Sebab pohon itu masih dikeramatkan dan dihormati sampai saat ini.

Pohon jati tersebut tertanam di lahan milik Pemerintah Desa Tanggulangin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya