SOLOPOS.COM - Seorang siswa SD sedang dites kemampuan penglihatannya dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan mata dan pembagian 1.000 kacamata gratis yang diselenggarakan Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) di Sekretariat PMS Jl Ir H Juanda, Solo, Selasa (21/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

Seorang siswa SD sedang dites kemampuan penglihatannya dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan mata dan pembagian 1.000 kacamata gratis yang diselenggarakan Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) di Sekretariat PMS Jl Ir H Juanda, Solo, Selasa (21/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

Seorang siswa SD sedang dites kemampuan penglihatannya dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan mata dan pembagian 1.000 kacamata gratis yang diselenggarakan Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) di Sekretariat PMS Jl Ir H Juanda, Solo, Selasa (21/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

Berkali-kali anak itu mencoba kacamata yang disodorkan seorang dokter. Mengaku tidak bisa melihat huruf yang ditunjukkan pada papan, anak itu mencoba lensa lain yang diberikan dokter itu. Sebelas barisan huruf dan angka yang terpasang di papan itu menyajikan ukuran yang berbeda untuk mengetes penglihatan siswa itu. Setelah merasa cocok, anak itu diberi selembar kertas bertulis yang kemudian diserahkan kepada petugas yang duduk di samping meja dengan jejeran puluhan kacamata. Lantas anak itu disuruh memilih frame kacamata yang sesuai dengan keinginannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bocah bernama Nahriyah, 10, itu mengaku sering pusing dan sakit kepala jika terlalu lama membaca. Keluhan itu dia rasakan sejak beberapa bulan lalu. Bahkan untuk melihat tulisan pada jarak beberapa meter bocah berkerudung itu harus memicingkan mata. Namun, bocah itu tak kunjung minta diperiksakan matanya lantaran orangtuanya tergolong kurang mampu. “Kadang-kadang malah enggak kelihatan kalau baca tulisan agak jauh. Kadang juga sakit kepala dan pusing,” ujar siswa SD Muhammadiyah 16 Solo itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Selasa (21/5/2013), ratusan siswa dari SD se-Solo mengikuti pemeriksaan mata gratis yang diselenggarakan Perkumpulan Masyarakat Solo (PMS) di Gedung PMS. Dengan didampingi guru, ratusan siswa dari golongan kurang mampu itu mengikuti pemeriksaan mata.

Seorang siswa lainnya, Aulia Putri Irawati, 11, mengaku penglihatannya tidak terlalu bermasalah. Namun, dia mengaku sering merasa pusing jika terlalu lama membaca buku. “Padahal saya suka makan sayuran dan buah,” ujar siswa kelas IV SD Bumi I itu.

“Anak-anak itu bukan bodoh, tapi karena kurang bisa melihat kan akhirnya proses belajar terganggu. Kami ingin membantu supaya anak-anak bisa belajar secara maksimal,” ujar Sekretaris PMS, Idayanti Welly Santosa. Sebelumnya, PMS dibantu Pemkot Solo mengadakan survei kepada ribuan siswa sisiwa di Solo dan mendapatkan 1000 siswa yang terganggu penglihatannya. Sebulan lagi, lanjut Idayanti, 1000 siswa itu bakal mendapat kacamata gratis untuk membantu penglihatan dalam proses belajar mereka.

Idayanti menilai kemampuan anak-anak itu tidak kalah dengan siswa pintar lainnya jika penglihatan mereka normal. Menurutnya, faktor yang paling berpengaruh yakni kurangnya asupan gizi yang diperoleh para siswa itu dan kurangnya perhatian dari guru. “Ternyata ada juga yang hampir buta,” ucapnya.

Dokter yang memeriksa mata para sisiwa itu, David Prasetyo Darmanto, mengaku prihatin dengan kondisi anak-anak tersebut. Menurutnya, ratusan siswa yang mengikuti pemeriksaan itu hanya sebagian kecil dari ribuan siswa lainnya yang memiliki masalah penglihatan. “Ini saja sudah masalah semua. Padahal faktor utamanya itu karena kurang gizi. Mereka lapar tapi ditahan dan akhirnya seperti ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya