SOLOPOS.COM - Petugas mengecek kesehatan sapi untuk memastikan terjangkit atau tidaknya sapi-sapi yang diniagakan di Pasar Hewan Pracimantoro, Jumat (13/5/2022), terbebas dari penyakit mulut dan kuk. (Istimewa/Polres Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak lima ekor sapi lokal di Wonogiri mulai terserang penyakit mulut dan kuku (PMK), Selasa (24/5/2022). Kelima ekor sapi itu berasal dari dua kecamatan.

Tim Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri menemukan lima sapi suspek di dua kecamatan berbeda, Selasa (24/5/2022). Satu ekor di Kecamatan Kismantoro dan empat ekor lainnya di Kecamatan Bulukerto.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terbaru, berdasarkan unggahan akun Instagram @dislapernak_wng, Rabu, (25/5/2022), terdapat tiga kasus PMK yang menyerang sapi lokal.

Total kasus sapi suspek PMK saat ini berjumlah delapan ekor. Masing-masing dua sapi di Kismantoro, dua sapi di Purwantoro, dan empat sapi di Bulukerto. Satu sapi suspek di Kecamatan Kismantoro telah ditangani dan kondisinya sudah membaik.

Ekspedisi Mudik 2024

“Perkembangannya oke, dikarantina dan dalam pengawasan khusus. Memang sapi lokal karena berbatasan dengan Jawa Timur. Masa inkubasinya 14 hari dan kalau sudah dikarantina. Saat ini petugas sudah melakukan penyemprotan disinfektan dan diberi vitamin. Itu digunakan sebagai langkah penguatan imun sapi,” kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo alias Jekek, usai pertemuan dengan pelaku usaha peternakan di Dislapernak Wonogiri, Rabu (25/5/2022).

Baca Juga: Pedagang Sapi Wonogiri Ini Ketakutan saat Didatangi Polisi, Kenapa?

Jekek mengatakan langkah penutupan pasar hewan pascatemuan 13 sapi yang terinfeksi PMK tergolong cepat. Setelah menutup sementara seluruh pasar hewan sejak Senin (23/5/2022), Jekek menggelar zoom meeting yang dihadiri 294 kepala desa/lurah didampingi pelaku usaha peternakan, Selasa (24/5/2022).

Seluruh pihak terkait yang diundang dapat menerima kebijakan penutupan pasar hewan di seluruh Wonogiri. Kasus PMK akan menjadi isu strategis.

Data di Badan Pusat Statistik (BPS), populasi sapi ternak atau sapi potong di Kabupaten Wonogiri pada 2021 lalu sebanyak 170.365 ekor. Jumlah itu menempatkan Wonogiri sebagai pemilik populasi sapi potong tertinggi ketiga se-Jawa Tengah.

“Jika langkah penutupan pasar hewan tak segera dilakukan, ke depan dapat berimbas pada merosotnya harga sapi asal Wonogiri [dinilai bakal semakin merugikan para pelaku usaha peternakan menjelang momen Iduladha],” katanya.

Baca Juga: Pemkab Wonogiri Tutup Seluruh Pasar Hewan, Peternak: Kami Dirugikan

Berdasar informasi yang dihimpun Solopos.com, persebaran PMK rentan menyerang sapi, kerbau, kambing, domba, hingga babi. Data BPS menyebutkan populasi kambing di Kabupaten Wonogiri pada 2021 mencapai 416.818 ekor kambing [peringkat pertama atau tertinggi se-Jawa Tengah].

Jekek mengatakan petugas di lapangan telah melakukan pengecekan kambing milik peternak. Pengecekan didampingi perwakilan peternak, pengecekan itu juga bakal melibatkan TNI/Polri.

“Yang harus ditekankan, PMK pada ternak ini bisa disembuhkan. Jadi masyarakat, khususnya para peternak tidak perlu khawatir. Yang harus diperhatikan adalah kesadaran kolektif mencegah penyebaran penyakit,” terangnya.

Salah satu peternak sekaligus pemilik usaha Sapi Pedia asal Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Teguh Topo, menyerahkan sepenuhnya kebijakan penutupan pasar hewan selama 14 hari ke Pemkab Wonogiri.

Baca Juga: 13 Sapi Terinfeksi PMK, Pasar Hewan di Wonogiri Ini Ditutup Sementara

Namun, Pemkab Wonogiri diharapkan dapat memberikan opini positif di hadapan publik dan media terkait kasus PMK yang sudah menjadi isu nasional.

“Ini penting untuk mencegah kepanikan yang terjadi di masyarakat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya