SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL—Penangkapan Hamid Khoirul Hidayat,28 oleh Polres Bantul yang diduga sebagai teroris pada Selasa (25/10) malam di kos yang berlamatkan di Melikan Kidul,Bantul  berbuntut panjang.

Hamid bersama organisasinya, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII),belakangan tak terima dengan tindakan agresif polisi yang dinilai asal tangkap,tanpa didahului dengan investigasi terlebih dahulu,padahal polisi punya elemen intelejen di dalamnya.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Apalagi PMII selama ini adalah bukan organisasi yang mempunyai keterlibatan dengan kegiatan teroris. Justru PMII,organisasi yang bernaung di bawah organisasi islam Nadhlatul Ulama ini mengklaim intens melakukan gerakan anti terorisme.

Ekspedisi Mudik 2024

“Polisi terlalu grusah-grusuh,sementara kalau ditilik ke belakang organisasi kami itu gerakan NU,anti teroris, selalu memperjuangkan nilai-nilai pancasila,” kata Ketua I PMII Komisariat Bantul,Azhar Muhammad dalam jumpa persnya di warung makan Mbah Brewok,Jalan Parangtritis,Sabtu(29/10).

Hamid sendiri pernah menjadi pengurus dalam PMII komisariat Bantul dan DIY sampai 2007.Dan hingga sekarang masih aktif mengikuti kegiatan organisasi tersebut,begitu halnya dengan Ruli Sufiyan dan Sahid Mubarok yang ketika penggrebekan di kos tersebut tengah ke Pekalongan untuk kulakan batik.

Dalam kesempatan itu,Hamid mengaku dirinya dirugikan dengan penggrebekan yang dilakukan polisi malam itu,meski namanya telah dibersihkan di depan masyarakat setelah diamankan polisi hingga Rabu siang.

“Saat diinterograsi biasa aja,tapi ketika digrebek dibentak-bentak seolah-olah saya itu sudah benar-benar teroris. Padahal saya tidak tahu apa  maksud penangkapan itu. Waktu itu juga ada Kapolres,”katanya.

Oleh karena itu,dia meminta Kapolres dan jajarannya agar mau minta maaf,baik kepadanya,ataupun organisasinya.”Minta maaf itu harus disampaikan di media.Jika dalam dua kali 24 jam tidak dilakukan,kami akan turun aksi ke Mapolres,”pintanya.

Kapolres Bantul AKBP Sri Suari usai penggrebekan dan pemeriksaan mengatakan penangakapan itu dilakukan sebatas karena lembaganya mendapatkan laporan dari warga bahwa ada gelagat mencurigakan yang terjadi di sebuah kos-kosan di daerah Melikan.Sahid yang sebulan lalu tinggal di kos tersebut dikabarkan kurang berinteraksi dengan warga.

“Peraturan yang adakan tamu yang menginap 24 jam wajib lapor RT, itu ada sejumlah orang yang menginap di kos-kosan itu. Totalnya ada empat orang bersama penghuni kos. mencurigakannya kerana kalau malam ramai, tapi siang nggak pernah berinteraksi dengan warga, pintu selalu tertutup selalu menghindar sama warga. Mereka tidak selalu bersama tapi ada tamu yang datang,” katanya. (HARIAN JOGJA/Andreas Tri Pamungkas)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya