SOLOPOS.COM - Ilustrasi darah (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

PMI Sukoharjo berhasil mengumpulkan 1.500 kantong darah per bulan.

Solopos.com, SUKOHARJO Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukoharjo mengumpulkan sebanyak 1.500 kantong darah/bulan. Sebagian besar darah dikirim ke empat rumah sakit yang mempunyai bank darah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua PMI Sukoharjo, Sumarsono, mengatakan keempat rumah sakit itu yakni RSUD Sukoharjo, RS dr. Oen Solo Baru, RS Ortopedi dr. Soeharso, dan Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS). Dia memerinci pengiriman kantong darah ke RSUD Sukoharjo sebanyak 600 kantong, RS dr. Oen Solo Baru 200 kantong, RS Ortopedi dr. Soeharso 350 kantong, dan RSIS 150 kantong.

“Kami juga menyimpan stok darah 300-400 kantong di Kantor PMI Sukoharjo. Jadi rata-rata kami dapat menghimpun darah sekitar 1.500 kantong setiap bulan,” kata dia saat ditemui Solopos.com di sela-sela musyawarah kerja kabupaten (muskerkab) di Gedung Korpri di Komplek Kantor Setda Sukoharjo, Kamis (10/9/2015).

Kantong darah itu disimpan di bank darah di setiap rumah sakit. Kantong darah harus disimpan di lemari pendingin dengan suhu 48 derajat Celcius. Sementara masa simpan kantong darah adalah 35 hari.

Pria yang akrab disapa Sony ini mengungkapkan pasien rumah sakit yang belum mempunyai bank darah akan mengambil kantong darah di Kantor PMI Sukoharjo. “Kalau rumah sakit sudah punya bank darah akan ditangani rumah sakit bersangkutan. Kami hanya menangani pasien yang  membutuhkan darah di rumah sakit yang belum mempunyai bank darah,” papar dia.

Biasanya, stok darah mengalami penyusutan drastis selama Ramadan. Hal ini dipengaruhi minimnya jumlah masyarakat yang mendonorkan darah. Stok kantong darah bakal kembali normal setelah Lebaran.

Pengumpulan darah dilakukan dengan sistem jemput bola. Para petugas kerap mendatangi kegiatan sosial penyumbangan darah.

“Misalnya, ada acara penyumbangan darah massal, nah petugas akan bekerja sama dengan panitia pelaksana selama kegiatan sosial tersebut,” ujar dia.

Selain itu, ia juga menggandeng sejumlah komunitas dan elemen masyarakat di Kabupaten Jamu untuk menyumbang darah secara rutin. Mereka selalu menyumbang darah setiap tiga bulan. “Ada karang taruna, ada juga komunitas masyarakat yang selalu melakukan donor darah secara rutin,” terang dia.

Di sisi lain, seorang warga Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Suradi, 39, mengungkapkan PMI Sukoharjo harus melakukan terobosan baru untuk mengumpulkan darah sebanyak-banyaknya. Misalnya, berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo sehingga para pegawai negeri sipil (PNS) mau menyumbang darah secara rutin.

“Jumlah PNS di Sukoharjo kan lebih dari 10.000 orang, semestinya bisa dioptimalkan agar menyumbang darah setiap tiga bulan,” kata dia.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya