SOLOPOS.COM - Seorang petugas PMI Sragen penyadap darah mengenakan APD level I lengkap saat donor darah belum lama ini. (Istimewa/PMI Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Palang Merah Indonesia (PMI) Sragen sangat ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat yang ini mendonorkan darah wajib pula menerapkan protokol kesehatan. Bahkan untuk memastikannya, ada sejumlah aparat TNI dan Polri yang berjaga di Kantor PMI Sragen.

Wakil Ketua PMI Sragen, Suwarno, mengatakan aparat TNI dan Polri sudah lama menjadi mitra PMI. Saat PMI melakukan kegiatan donor darah di Kalijambe beberapa waktu lalu, kata dia, para aparat TNI/Polri ikut berjaga. Mereka mengawasi para donor supaya taat protokol kesehatan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Ya, kami memang sudah bersinergi dengan TNI/Polri. Protokol kesehatan bagi calon donor itu harus melalui rapid test dan pemeriksaan darah. Selain itu calon donor juga taat melakukan cuci tangan, pakai masker, pengecekan suhu badan, jaga jarak, hingga pengisian formulir donor dari Kementerian Kesehatan. Setelah itu dicek lagi, seperti berat badan, tensi, kontrol hemoglobin. Jadi sangat teliti,” ujar Suwarno saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (23/1/2021).

Puluhan Orang Berjibaku Angkat Sampah di Dam Jetis Klenteng Sragen

Banyak Donor

Dia mengatakan setiap hari ada 30-40 donor di PMI, terutama pada hari senggang, seperti Sabtu, Minggu, atau hari libur. Suwarno menerangkan untuk memastikan penyadapan darah aman dari penyebaran virus Corona, petugas penyadap selalu menggunakan alat pelindung diri level satu, yakni pakai hazmat, face shield, masker, sarung tangan, penutup kepala dan seterusnya.

Suwarno menerangkan setelah darah diambil, petugas masih mengecek kesehatan darah dengan melakukan uji laboratorium. Dia menjelaskan uji laboratorium itu untuk mendeteksi kandungan HIV, hepatitis, siplis, dan penyakit lainnya.

“Petugas laboratorium ini tidak boleh lengah karena dampaknya berbahaya. Selama PMI Sragen melayani permintaan darah di wilayah Sragen dan Ngawi. Ketika kekurangan darah pun, kami tinggal pengumuman di media sosial maka para donor sudah berdatangan ke PMI,” ujarnya.

Kisah Penyintas Covid-19 Sragen Kini Jadi Agent of Change di Desanya

Suwarno mengapresiasi kesadaran yang tinggi dari para donor darah di Sragen. Dia mengatakan para donor itu kadang ada yang meriang kalau tidak mendonor rutin. Kalau tidak lewat media sosial, Suwarno tinggal memberitahukan kepada organisasi kemasyarakatan maka langsung ada anggota yang datang untuk mendonor.

“Jadi PMI Sragen itu tidak pernah kehabisan darah karena stakeholders PMI banyak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya