SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Sukses menangani pasien orang telantar dengan gangguan kejiwaan, Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Solo siap membuat gebrakan baru.

PMI Solo berencana membuka pelayanan terpadu Griya khusus yang menangani orang lanjut usia (Lansia). Rencananya, Griya Lansia dibangun di tanah seluas 3.000 meter persegi di dekat Griya PMI Mojosongo. Demikian disampaikan Sekretaris PMI Solo Sumartono Hadinoto kepada wartawan, Rabu (9/1/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami akan membuka Griya Lansia. Griya ini penting untuk menangani orang lansia yang keluarganya sibuk dan tidak lagi mengurusinya. Angka ini cukup tinggi,” katanya.

Sumartono mengatakan untuk mendukung pembukaan layanan terpadu Griya Lansia ini, pihaknya telah melakukan studi banding ke yayasan sosial di Yogyakarta tentang pelayanan orang Lansia. Nantinya, Sumartono mengatakan akan melayani penanganan dalam dan luar yang dilakukan lewat “home care”.

Sumartono menambahkan operasional Griya Lansia ditargetkan mulai dilaksanakan pada awal tahun mendatang. Saat ini pihaknya masih membuka pintu bagi para dermawan untuk peduli dalam pembangunan Griya Lansia ini. Dikatakannya, dalam operasional nanti pihaknya akan melakukan kerja sama dengan panti wreda  Laweyan, Solo.

“Kami masih berharap banyak dari pada dermawan yang ada untuk berbagi peduli di sini. Karena dana yang dibutuhkan sangat besar,” katanya.

Sejauh ini, Sumartono mengatakan PMI telah membuka pelayanan penanganan pasien orang telantar yang memiliki gangguan kejiwaan. Dia menyebutkan sebanyak 43 pasien berhasil disembuhkan dan telah dipulangkan ke keluarganya masing-masing. Sementara tiga pasien meninggal dunia karena sakit dan lima pasien ditiitipkan di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Solo. Diakuinya, beban operasional Griya PMI untuk menangani pasien orang telantar dengan gangguan kejiwaan ini dinilai tinggi. Rata-rata PMI harus mengeluarkan ongkos Rp500.000 per pasien per bulannya.

“Sejak dibuka Maret lalu jumlah pasien terus meningkat. Biaya operasionalnya sangat tinggi sekali, tapi sampai sekarang juga masih bisa kami layani,” katanya.

Selama ini, dia mengatakan hanya mengandalkan anggaran dari pengurus dan donatur. Belum ada alokasi anggaran bantuan dari APBD mana pun. Dia mengatakan pasien Griya PMI diprioritaskan orang telantar yang mempunyai sakit jiwa.

Griya PMI ini mampu menampung 200 pasien dengan rincian, 100 pasien laki-laki dan 100 pasien perempuan. Dia menuturkan para pasien akan menerima terapi untuk penyembuhan dari gangguan kejiwaan yang dialami. Di antaranya, kata dia, pengobatan medis hingga dirawat di RSJD jika tidak mampu tertangani di Griya PMI. Selain itu penyembuhan dengan terapi religi seperti rukyah, hypnotherapy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya