SOLOPOS.COM - ILUSTRASI

WONOSARI—Luas wilayah Gunungkidul yang mencapai sepertiga dari luas DIY ternyata belum diimbangi jumlah personel PMI yang memadai.

“Idealnya setiap desa itu ada 30 orang tetapi saat ini kami hanya memiliki 150 personel. 25 diantaranya harus berada di posko induk setiap saat berarti hanya 125 yang mobile,” terang Ketua PMI Cabang Gunungkidul, Sumedi kepada Harian Jogja, Jumat (23/12).

Untuk mencapai ideal 30 desa sebenarnya bisa dilakukan dengan melakukan pembinaan terhadap para pemuda desa. Pembinaan tersebut baru dapat dilakukannya pada empat desa di Gunungkidul masing-masing di Tepus, Gedangsari, Ngawen dan Patuk melalui Desa Siaga Bencana.

Desa Siaga bencana, lanjut Sumedi sebenarnya sangat efektif untuk menjadi solusi dari dampak minimnya jumlah personel PMI. Karena pada dasarnya para personel di Desa Siaga telah dibekali sesuai dengan SOP pertolongan pada korban serta evakuasi seperti yang dilakukan PMI.

Sumedi mengaku minimnya besaran anggaran untuk PMI menjadi salahsatu faktor minimnya personel. Diakuinya PMI memang kegiatan sosial, akantetapi dalam menerjunkan personel juga membutuhkan logsitik, jika personel yang diterjunkan banyak sedangkan logistic yang dimilikinya minim maka kinerja tim akan tidak maksimal.

“Kalau mau menambah tetapi kita tidak bisa memberikan imbalan. Tetapi saat ini sudah banyak yang secara sukarela membantu, tetapi mereka yang luang saja jadi tidak focus,” imbuhnya.

Sementara itu stok darah hingga akhir tahun 2011 kata Sumedi tergolong aman dan tidak terlalu minim yakni darah O terdapat 117 kantong, darah B 98 kantong, AB ada 13 kantong dan A terdapat 64 kantong dengan harga Rp250.000.(HARIAN JOGJA/Sunartono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya