SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ljubljana— Perdana Menteri Slovenia Borut Pahor ingin memberikan pemahaman pada rakyatnya jika tak semua pejabat hidup mewah. Gaji 3.000 Euro atau setara dengan Rp 35,2 juta (kurs Rp 11.700 per euro) yang diterimanya diakui tidak cukup. Bahkan ia masih harus nombok tiap bulannya.

Borut berusaha meyakinkan para mahasiswa yang kerap memprotes soal rencana kenaikan pajak hingga 29,5 persen, padahal sebelumnya hanya 14 persen. Ia ingin membuktikan, seorang perdana menteri juga harus tetap berjuang dalam hidupnya.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

“Saya seorang perdana menteri dan saya digaji 3.000 euro per bulan. Saya tidak bisa hidup dari itu dan saya harus nombok dari uang saya sebelumnya,” ujarnya seperti dilansir Reuters, Sabtu (12/6).

“Jadi Anda harus tahu bahwa bukan hanya kalian yang berjuang setiap bulannya, perdana menteri juga,” tambahnya.

Sejumlah mahasiswa sebelumnya menggelar aksi demonstrasi menolak rencana kenaikan pajak tersebut di kota Ljubljana. Pendatan rata-rata warga Slovenia hingga bulan Maret adalah 967 euro per bulan. Sementara tingkat pengangguran 10,6 persen.

“Bagaimana dia berfikir bahwa 30.000 mahasiswa yang orang tuanya menganggur bisa bertahan tiap bulan?,” kata Katja Soba, presiden asosiasi mahasiswa Slovenia saat aksi sebelumnya.

dtc/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya