SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><b>Semarangpos.com, </b><b>BREBES</b><b> &mdash;</b> PT Sejahtera Alam Energy (SAE) selaku pelaksana proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Baturraden atau Gunung Slamet segera melakukan pengeboran sumur kedua.</p><p>"Hari ini persiapan areanya belum selesai, kira-kira tanggal 17 September baru selesai. Sebelum mulai [pengeboran] harus ada inspeksi dari pemerintah dan itu akan dilaksanakan tanggal 17 September," kata Direktur PT SAE Bregas H. Rochadi di Utility Area Proyek PLTPB Gunung Slamet, Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis (13/9/2018) sore.</p><p>Bregas mengatakan hal itu kepada wartawan di sela kegiatan doa bersama menjelang pengeboran sumur kedua atau Well Pad F yang masuk wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Ia mengakui jika pihaknya sebenarnya berharap inspeksi tersebut dilaksanakan pada hari Kamis (13/9/2018) bersamaan dengan kegiatan doa bersama sehingga pengeboran dapat segera dilakukan.</p><p>"Doa <i>kan </i>bisa dilaksanakan kapan saja," katanya menegaskan.</p><p>Lebih lanjut, dia mengatakan Well Pad F yang akan segera dibor berada di sebelah selatan Well Pad H yang pengeborannya telah selesai. Dalam hal ini, kata dia, Well Pad H berada pada ketinggian 1.900 meter di atas permukaan laut (mdpl) sedangkan Well Pad F pada ketinggian 1.400 mdpl. "Well Pad H kedalamannya mencapai 3.477 m. Kami menemukan panas di sana tetapi tidak bisa diekstrak panas buminya sehingga lubang tersebut dijadikan sebagai sumur untuk pengambilan data agar apa yang akan dilakukan di Well Pad F bisa jauh lebih baik," katanya.</p><p>Menurut dia, sumur "Well Pad H" dalam proyek PLTPB Gunung Slamet merupakan lubang geothermal terdalam di Indonesia meskipun tidak ada panas buminya. Dia mengatakan Well Pad F yang akan segera dibor sebenarnya sasaran utama dalam proyek PLTPB karena dari kajian permukaan merupakan pusat sumur panas bumi yang ada di Gunung Slamet sehingga peluang menghasilkan panas buminya lebih besar.</p><p>Terkait dengan rencana pengeboran di Well Pad F, Presiden Direktur PT SAE Daniel Moelk mengatakan hal itu ditargetkan mencapai 3.500 meter. "Diharapkan dapat selesai dalam 60 hari," katanya.</p><p>Ia mengaku optimistis pengeboran di Well Pad F akan jauh lebih baik dari Well Pad H karena berdasarkan kajian merupakan pusat dari panas bumi di Gunung Slamet. Dia memperkirakan listrik yang dihasilkan dari satu sumur di Well Pad F berkisar 6 megawatt-7 megawatt. Bahkan jika di Well Pad F bisa ditemukan panas bumi, kata dia, di tempat itu bisa dilakukan pengeboran untuk empat hingga enam sumur dengan arah berbeda.</p><p>Proyek PLTPB Gunung Slamet pada tahun 2022 diharapkan dapat menghasilkan listrik sebesar 110 megawatt dan pada tahun 2026 sebesar 220 megawatt.</p><p><strong><i><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</i></strong></p>

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya