SOLOPOS.COM - Cooper Hefner (Twitter)

Playboy menutup akun resmi di Facebook menyusul bocornya puluhan juta data pengguna platform itu.

Solopos.com, SOLO — Ketidakpercayaan terhadap Facebook terus bermunculan sejak terbongkarnya skandal penyalahgunaan data puluhan juta akun oleh Cambridge Analytica belum lama ini. Kini, giliran Playboy menyatakan meninggalkan platform media sosial milik Mark Zuckerberg itu dengan menutup akun official mereka, Playboy Enterprise.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Hal itu dinyatakan Chief Creative Officer Playboy, Cooper Hefner, melalui akun Twitternya, Rabu (28/3/2018). Cooper menyebut kebijakan Facebook kian tidak ramah terhadap konten-konten seksual, selain kasus kebocoran data kepada pihak ketiga.

“Pedoman dan aturan konten Facebook terus bertentangan dengan nilai-nilai kami. Kami telah berupaya menahan suara kami untuk platform yang kami anggap represif terhadap [konten] seksual,” tulis Cooper.

Cooper juga mengkritik keterlibatan Facebook yang memberikan data kepada Cambridge Alalytica, perusahaan konsultan asal London, dan data itu disalahgunakan mempengaruhi pilihan publik Pemilu AS. Hal itu, kata Cooper, semakin menguatkan alasan untuk meninggalkan Facebook.

“Belajar dari upaya Facebook mencampuri kebebasan pemilu AS yang memunculkan kekhawatiran lain soal bagaimana mereka menangani data pengguna — lebih dari 25 juta yang juga penggemar Playboy — menegaskan langkah kami untuk meninggalkan platform ini,” lanjutnya.

Sebelumnya, Chief Executive Facebook Inc Mark Zuckerberg akhirnya buka suara dan meminta maaf terkait skandal bocornya data pengguna Facebook baru-baru ini. Dia berjanji akan mengambil langkah konkrit agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi.

“Ini merupakan pelanggaran kepercayaan yang sangat besar. Saya sangat menyesalkan hal ini terjadi. Kami memiliki tanggung jawab yang mendasar untuk melindungi data pengguna,” kata Zuckerberg dalam wawancara dengan CNN, seperti dikutip Reuters, Kamis (22/3/2018) lalu.

Adapun, para pembuat kebijakan di AS maupun Eropa belum puas dengan pernyataan Zuckerberg tersebut.

David Cicilline, seorang perwakilan Partai Demokrat AS dari Rhode Island menyebutkan dalam akun Facebook-nya bahwa Zuckerberg tetap harus diuji di hadapan Kongres. “[pernyataan Zuckerberg] Itu tidak cukup,” katanya, dilansir Bloomberg, Kamis (22/3/2018) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya