SOLOPOS.COM - ilustrasi (Espos/Sunaryo Haryo Bayu/dok)

ilustrasi (Espos/Sunaryo Haryo Bayu/dok)

SOLO–Sejumlah pengunjung di Plasa Sriwedari mengeluhkan banyaknya sampah yang berserakan dan menimbulkan kesan kumuh. Mereka mengaku sangat menyayangkan hal itu karena membuat tidak nyaman dan merusak pemandangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang pengunjung, Vita mengatakan Plasa Sriwedari yang terletak persis di depan pintu masuk kawasan Taman Sriwedari telah lama menjadi tempat favoritnya untuk kongkow-kongkow dan menikmati waktu luang bersama teman-teman.

Lokasinya yang sejuk di bawah naungan pohon-pohon besar membuatnya betah berlama-lama menikmati suasana. Tapi belakangan kondisi itu dirasakan Vita sudah banyak berubah.

“Kesejukannya tetap menarik, tapi yang bikin nggak nyaman adalah banyak sekali sampah, terutama bekas pembungkus makanan. Seperti tidak pernah disapu saja. Baunya juga tidak enak,” ujar siswa salah satu SMA di Solo itu, saat dijumpai Solopos.com, Minggu (13/5/2012) siang.

Pendapat senada dikatakan Hendro. Bapak satu anak itu juga mengaku senang duduk-duduk santai di Plasa Sriwedari. Tapi dia juga mengaku cukup terganggu dengan sampah yang mengotori tempat itu.

“Terutama di tempat-tempat duduk di pinggiran itu. Aduh, banyak sekali sampahnya dan baunya tidak enak sekali. Nggak tahu ya pemerintah ini apa tidak ada dana untuk kebersihan. Bahkan tempat sampah juga tidak ada. Sudah dibangun begitu bagus tapi tidak terpelihara, kan merusak pemandangan juga,” ungkapnya.

Pantauan Solopos.com, area publik yang baru beberapa tahun direnovasi itu memang tampak kotor. Sampah berupa plastik bekas pembungkus makanan berserakan, terutama di sela-sela tempat duduk pengunjung di pinggiran plasa, bercampur dengan daun-daun kering. Bau tak sedap tercium dari tempat itu. Ada pula sampah yang sudah terkumpul tapi tidak dibuang atau dibakar.

Salah satu juru parkir di tempat itu, Narto mengatakan kondisi tersebut sebenarnya sudah berlangsung lama. Tidak hanya pada hari Minggu saat ada car free day (CFD) tapi sudah jadi pemandangan sehari-hari.

“Kadang kalau ada event, saya sendiri yang menawarkan ke pihak penyelenggara untuk membersihkan setelah acara selesai dengan bayaran tertentu. Soalnya kalau tidak, ya tidak ada yang menyapu,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Widdi Srihanto pun mengakui sebenarnya sudah cukup lama menerima keluhan dari pengunjung mengenai kondisi Plasa Sriwedari yang kotor dan kumuh. “Saya sedang mengupayakan untuk berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Sebab pemeliharaan tempat itu kan jadi tanggung jawab beberapa pihak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya