SOLOPOS.COM - PLAFON AMBROL -- Warga membersihkan puing plafon atap gedung yang roboh di SD Kusumodilagan 9, Solo, Jumat (4/11/2011). Plafon atap bangunan sekolah tersebut roboh pada Kamis (3/11/2011) siang, akibatnya siswa diliburkan selama dua hari. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

PLAFON AMBROL -- Warga membersihkan puing plafon atap gedung yang roboh di SD Kusumodilagan 9, Solo, Jumat (4/11/2011). Plafon atap bangunan sekolah tersebut roboh pada Kamis (3/11/2011) siang, akibatnya siswa diliburkan selama dua hari. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Solo (Solopos.com) – Setiap sekolah di Solo diminta melakukan pengecekan terhadap kondisi bangunan. Hal ini sebagai langkah antisipasi agar kejadian runtuhnya plafon atap ruang kelas di SDN Nomor 9 Kusumodilagan, Pasar Kliwon, tidak terulang kembali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Anak Usia Dini, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Sugiyanto, mengungkapkan kasus SDN Nomor 9 Kusumodilagan seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak. Pasalnya plafon atap yang sepintas terlihat masih bagus, ternyata dalamnya sudah hancur sehingga runtuh.

“Segera lakukan pengecekan, jika kerusakan sudah mengkhawatirkan, laporkan ke dinas agar ada tindak lanjut,” jelasnya saat ditemui wartawan di kantor Disdikpora Solo, Jumat (4/11/2011).

Kepala SDN Nomor 9 Kusumodilagan, Srinarni, menjelaskan kejadian runtuhnya plafon atap terjadi sekitar pukul 12.20 WIB saat siswa SDN Gading 1 akan berganti jam pelajaran sehingga siswa di kelas tersebut baru akan meninggalkan ruangan.

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, karena bangunan SDN Gading 1 dirobohkan dan sedang dibangun kembali, untuk sementara siswa SDN Gading 1 mengikuti pembelajaran di SDN Nomor 9 Kusumodilagan. “Jadi ketika siswa akan keluar ruangan, tiba-tiba plafon ambruk. Ada satu siswa yang jadi korban tapi hanya lecet-lecet,” jelasnya.

Padahal, katanya, sepintas plafon atap ruang itu terlihat masih bagus. Namun ternyata dalamnya sudah keropos sehingga bisa runtuh. Akibat kejadian itu, ia meminta tukang untuk meruntuhkan semua plafon ruang kelas SDN Nomor 9 Kusumodilagan. Hal ini sebagai langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

“Karena plafon satu ruangan sudah runtuh, akhirnya plafon empat ruang lainnya juga diruntuhkan. Pasalnya plafon semua ruang kelas itu dibangun dalam waktu yang bersamaan. Setelah dicek, kondisinya juga tidak jauh berbeda,” ujarnya.

Ketika wartawan mengunjungi SD tersebut sekitar pukul 09.00 WIB, plafon satu ruang kelas sudah diruntuhkan. Salah satu anggota tim teknis pembangunan SDN Nomor 9 Kusumodilahan, Slamet Basuki, 34, mengungkapkan penyebab runtuhnya plafon atap karena umur pembangunan sudah tua. Material dalam plafon hancur karena dimakan rayap. “Kemungkinan rayap dari bawah naik ke atas melalui dalam tembok,” ujarnya.

Sugiyanto menerangkan sekolah-sekolah yang rusak berat, akan diusahakan untuk segera diperbaiki. Sugiyanto juga meminta semua sekolah segera melaporkan kondisi sekolah ke Disdikpora untuk rekap data kerusakan sekolah.

Sementara itu Ketua Dewan Pendidikan Kota Surakarta (DPKS), Ichwan Dardiri, menilai Disdikpora telah kecolongan dengan kejadian runtuhnya plafon atap SDN Nomor 9 Kusumodilagan. “Untung tidak ada korban jiwa,” ujarnya. Oleh karena itu, ungkapnya, semua pihak harus waspada. Jika masyarakat atau kepala sekolah mengetahui sekolahnya rusak, segera membuat laporan ke Disdikpora.

Ichwan juga meminta Disdikpora jangan hanya melakukan pendataan tanpa ada tindak lanjut. Sekolah-sekolah yang rusak harus segera diprioritaskan untuk diperbaiki. Terlebih, katanya, bangunan-bangunan SD di Solo rata-rata termasuk bangunan tua. Bahkan beberapa SD merupakan SD Inpres yang dibangun tahun 1978.

Anggota Komisi IV DPRD Solo, Tuti Marikariyanti, mengungkapkan Dewan berencana menanyakan ke Disdikpora mengapa kejadian di SDN Kusumodilagan bisa terjadi. Jika memang Disdikpora membutuhkan dana untuk segera melakukan perbaikan sekolah, Dewan akan mengusahakannya. “Ya nanti dicarikan jalan keluarnya,” ujarnya.

ewt

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya