SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA—Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengurangi satu jatah kursi menteri PKS.

PKS kini mulai memikirkan opsi untuk keluar dari koalisi. Keputusan final tetap di koalisi atau hengkang dari koalisi akan dibahas dalam rapat Majelis Syuro PKS.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rapat Majelis Syuro PKS yang dijadwalkan bulan November 2011 ini akan dipercepat. “Di Majelis Syuro, semua opsi terbuka dan kita merujuknya ke kontrak politik. Kita lihat saja nanti,” kata Wasekjen PKS, Mahfudz Siddik, seperti dilansir detikcom, Rabu (19/10).

Hal tersebut disampaikan Mahfudz menjawab pertanyaan sikap konkret PKS yang pernah mengancam akan keluar koalisi jika menterinya dikurangi.

PKS masih sangat memendam kecewa dengan keputusan reshuffle kabinet semalam. “Kalau lihat dari proses reshufle ini, SBY begitu heboh audisi dan sebagainya. Tapi, kalau mengganti orang bahkan tidak bertemu. Kemarin itu tidak ada kepastian apakah reshuffle ini menyentuh PKS atau tidak,” protes Mahfudz.

Menristek yang dicopot bahkan belum pernah diajak bicara oleh SBY. Namun hanya dihubungi Mensesneg Sudi Silalahi bahwa ia harus bergegas meninggalkan kursinya.

“Tapi kemudian, kita juga melihat perlakuan SBY seperti itu bukan hanya pada PKS. Menristek itu kan awalnya juga dipanggil dan bertemu SBY. Tapi, begitu saja diberhentikan tidak bertemu dan hanya pemberitahuan lewat orang lain,” terangnya.

“Ingat power sharing PKS itu dalam kontrak politik 4. Jangankan tiga, kalau pun berubah jadi lima, harus dibicarakan dulu,” lanjut Mahfudz. (dtc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya