SOLOPOS.COM - Bupati dan Wakil Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukawati dan Dedy Endriyatno seusai pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan di Gedung Gradika Bhakti Praja kompleks kantor Gubernur Jateng Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Rabu (4/5/2016). (Insetynoto/JIBI/Semarangpos.com)

Solopos.com, SRAGENPartai Keadilan Sejahtera (PKS) Sragen tetap akan memperjuangan Dedy Endriyatno sebagai calon wakil bupati (cawabup) untuk mendampingi calon bupati (cabup) Kusdinar Untung Yuni Sukowati dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Upaya memperjuangkan pasangan cabup-cawabup Yuni-Dedy jilid II itu merupakan hasil Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD PKS Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penjelasan tersebut disampaikan Sekretaris DPD PKS Sragen Wahyudi saat dihubungi Solopos.com, Kamis (30/1/2020).

Keterangan Wahyudi itu juga sebagai tanggapan sekaligus sikap PKS atas klaim Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sragen mendapat jatah cawabup untuk mendampingi Yuni berdasarkan hasil komunikasi politik dengan PDIP.

Anak Di Penjara, Ayu Azhari: Dia Enggak Terlalu Rewel

"Sikap PKS sesuai hasil Rakerda DPD PKS Sragen jelas, yakni mengusung kembali Yuni-Dedy sebagai cabup dan cawabup dalam Pilkada 2020. Rakerda itu juga menginstruksikan untuk memperjuangkan pasangan Yuni-Dedy untuk mendapatkan rekomendasi dari DPP," ujar Wahyudi.

Salah satu perjuangan PKS adalah dengan mendaftarkan Dedy Endriyatno sebagai bakal cawabup ke PDIP Sragen.

Selain itu, Wahyudi menjelaskan komunikasi antarpartai politik pun sudah dilakukan, baik di tingkatan kabupaten, provinsi, dan sekarang sedang berproses untuk komunikasi politik di tingkat DPP.

"Prinsipnya PKS di Sragen bisa berkoalisi dengan partai mana pun, termasuk dengan PDIP," ujarnya.

Sementara itu, Dedy Endriyatno menanggapi dingin klaim PKB yang mengaku mendapatkan jatah cawabup mendampingi Yuni.

Selama ini, Dedy masih mendampingi Yuni dalam sejumlah momentum kegiatan Pemerintahan Kabupaten Sragen sebagai sosok bupati dan wakil bupati.

Dedy berpendapat dalam dinamika politik, klaim PKB itu menjadi hal yang biasa dan wajar.

"Meskipun mungkin masyarakat akan bertanya-tanya, kurang guyup apa sih pasangan Yuni-Dedy itu, tetapi masing-masing memiliki kebebasan dalam membuat pilihan politik," ujarnya.

Menurut Dedy, pilihan politik bukan variabel yang bebas karena dibutuhkan keputusan politik masing- masing partai politik.

Kemenparekraf Dibully Gara-Gara Foto Candi Borobudur

"Kalau dalam hal PDIP dan PKB yang sudah ada pembiacaraan dan kesepakatan koalisi, itu pun hak politik mereka," ujarnya.

Dedy menyampaikan PKS tentu akan mengonfirmasi berita tersebut baik kepada Bupati Yuni maupun ke PDIP.

Dia menyatakan PKS akan mengambil sikap setelah ada kejelasan berita atau informasi itu.

"Situasi sekarang terlalu banyak isu politik yang liar beredar maka bijak dalam menyikapi setiap isu dan permasalahan menjadi sebuah kemestian," ujar Dedy.

Video Viral Solksjaer Semprot Lingard Saat MU Kalahkan City

Jika pernyataan Ketua DPC PKB Sragen Mukafi Fadli tentang klaim itu benar, maka Dedy menganalisis justru hal itu akan melemahkan elektabilitas Bupati Yuni.

Dia berpendapat bukan faktor sosok Mukafi tetapi lebih pada penilaian positif masyarakat terhadap jargon Guyup Rukun yang selama ini diimplementasikan bukan sekadar pada tataran konsepsi.

"Hal ini tentu tidak lepas dari pengalaman panjang pimpinan daerah Sragen. Jadi ada baiknya semua menahan diri agar dinamika politik yang terjadi tidak membingungkan masyarakat," tambahnya.

Lowongan Kerja Terbaru, Klik di Sini!



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya