SOLOPOS.COM - Pengurus DPD Partai Keadilan Sejahtera di bawah pimpinan Idris Burhanudin (kedua dari kiri) mendatangi Kantor DPC PDIP Sragen untuk mengambil formulir pendaftaran calon wakil bupati, Minggu (22/9/2019). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Kusdinar Untung Yuni Sukowati berpeluang kembali berpasangan dengan Dedy Endriyatno pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sragen 2020.

Di luar dugaan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang selama ini menjadi partai oposisi bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendaftarkan Dedy sebagai calon wakil bupati melalui partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ketua DPD PKS Sragen, Idris Burhanudin, mengambil berkas pendaftaran calon bupati dan wakil bupati di Kantor DPC PDIP Sragen pada Minggu (22/9/2019) sore.

Pada Minggu malam, PKS mengembalikan berkas pendaftaran itu bersama Dedy Endriyatno yang hingga Minggu sore masih dalam perjalanan dari luar kota.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami ingin membangun sinergisitas dan kebersamaan antara PKS dan PDIP. Sebagaimana pernah disampaikan Pak Bambang Wuryanto yang memberikan amanat di Pontianak beberapa waktu lalu bahwa dalam Pilkada 2020, PDIP tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan PKS atau dengan partai lain,” ujar Idris Burhanudin saat ditemui wartawan di lokasi.

Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengembalikan formulir pendaftaran calon bupati di Kantor DPC PDIP Sragen, Minggu (22/9/2019). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengembalikan formulir pendaftaran calon bupati di Kantor DPC PDIP Sragen, Minggu (22/9/2019). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Pentolan PKS Sragen yang juga Wakil Ketua DPRD Sragen, Aris Surawan, menambahkan di Sragen terdapat mitos antara Bupati dan Wakil Bupati tidak pernah akur. Dia mencontohkan ketidakharmonisan antara bupati dan wakilnya itu sempat terjadi pada masa kepemimpinan Untung Wiyono-Agus Fatchur Rahman dan Agus Fatchur Rahman-Daryanto.

“Sekarang bisa dilihat, mitos itu ternyata terbantahkan. Dalam empat tahun terakhir, Yuni-Dedy ini luar biasa. Mereka akur, guyub rukun memperjuangkan tujuh program utama untuk menyejahterakan rakyat. Jadi, kami menampung suara rakyat bawah yang menghendaki ada Yuni-Dedy Jilid II,” papar Aris Surawan.

Beberapa jam sebelumnya, Kusdinar Untung Yuni Sukowati didampingi suaminya, Akbar Zulkifli Oesman, juga datang ke Kantor DPC PDIP Sragen untuk menyerahkan berkas pendaftaran.

Keduanya diterima Ketua DPC PDIP Sragen, Untung Wibowo Sukowati, yang tak lain adik kandung Yuni. Yuni optimistis bisa mendapat rekomendasi dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sebagai calon bupati di Pilkada Sragen 2020.

“Kepada siapa pun, saya selalu menumbuhkan semangat optimisme, termasuk kepada semua ASN [aparatur sipil negara]. Saya ingin mereka kerja on the track, kerja penuh optimisme agar visi misi bisa terwujud. Termasuk kali ini, saya juga optimistis bisa dapatkan rekomendasi dari PDIP. Optimistis bukan berarti sombong atau mendahului kersane gusti. Optimisme adalah harapan dan harapan itu doa. Berapa persen peluangnya, namanya optimis ya harus 100%. Yang penting tetap tawadu dan rendah hati,” papar Yuni.

Yuni menilai langkah PKS yang memilih mendaftarkan calon wakil bupati lewat PDIP sebagai sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya. Dua mengakui Dedy Endriyatno memiliki kriteria calon wakil bupati seperti yang diinginkannya.

“Keinginan pribadi, saya ingin seorang wakil yang bisa mengerti saya. Yang kemarin [Dedy] sudah cocok. Selama empat tahun, kami sudah guyub rukun dan baik-baik saja. Tapi saya tidak tahu. Bisa saja nanti dengan [wakil bupati] yang baru. Saya adalah orang yang mudah untuk beradaptasi [dengan siapa pun],” ujar Yuni.

Yuni menilai Dedy Endriyatno punya hak politik untuk mencalonkan diri sebagai wakil bupati dari PDIP Sragen. Kendati begitu, dia menyerahkan sepenuhnya kepada PDIP terkait siapa calon bupati dan wakil bupati yang akan diusung dalam Pilkada 2020.

“Soal peluangnya [Yuni-Dedy Jilid II] bagaimana biar dijawab dari DPC PDIP nanti,” jelasnya.

Hingga Minggu petang, selain Yuni, ada enam orang yang mengambil formulir pendaftaran calon bupati dan wakil bupati baik secara personal maupun melalui partai.

Dua politikus dari internal PDIP Sragen yakni Heru Waluyo dan Joko Setiawan mendaftar sebagai wakil bupati. Mantan calon wakil bupati di Pilkada 2015, Suro Jogo, juga kembali mendaftar sebagai calon wakil bupati via PDIP.

DPC PKB Sragen mengusung lima orang sebagai calon wakil bupati yakni Fathurrohman, dr. Ismail, Endro Supriyadi, K.H. Mahmudi, Suroto. Pelayanan pengembalian formulir pendaftaran calon bupati dan wakil bupati via PDIP Sragen ditutup pada Minggu pukul 23.59 WIB.

“Hampir semua nyalon sebagai wakil bupati. Hanya Bu Yuni yang mendaftar sebagai bupati. Setelah ini, akan kami laporkan kepada DPD. Ini sifatnya masih penjaringan. Nanti akan digodok dan diolah lagi,” ucap Sekretaris DPC PDIP Sragen, Suparno.

Suparno menegaskan rekomendasi terkait calon bupati dan wakil bupati merupakan hak prerogatif dari DPP PDIP. “Siapa pun yang mendaftar akan kami sampaikan ke partai. DPP akan mengambil keputusan dalam bentuk rekomendasi. Tentu itu melalui mekanisme dan proses,” jelas Suparno.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya