SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah atau Jateng Ganjar Pranowo mengaku diprotes warga karena penerapan aturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di Semarang. PKM diterapkan guna menekan penularan Covid-19 di Kota Semarang sejak Senin (27/4/2020).

Meski dilakukan sebagai ganti pembatasan sosial berskala besar (PSBB), PKM di Semarang dilakukan dengan cukup ketat. Aturan itu pun memberikan dampak bagi pelaku usaha, tak terkecuali industri kuliner seperti kafe, restoran, warung makan, dan angkringan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Januari Divonis, Romahurmuziy Bebas dari Rutan KPK Malam Ini

Para pelaku usaha kuliner itu menjadi tidak leluasa menjajakan dagangannya karena adanya pembatasan operasional. Mereka hanya diizinkan berjualan hingga pukul 20.00 WIB.

Pembatasan operasional ini pun dikeluhkan para pelaku usaha kuliner tersebut. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pun diprotes karena pemberlakuan PKM di Semarang tersebut.

Kasus Baru Covid-19 di Malaysia Kebanyakan Impor dari Indonesia, Termasuk Temboro

Hal itu diungkapkan Gubernur Ganjar, Rabu (29/4/2020). Ganjar mengaku mendapat protes seusai pemberlakuan PKM di Kota Semarang diterapkan, terutama dari pedagang kafe dan angkringan.

“Baru beberapa hari diterapkan. Orang protes sudah ada, dari pedagang angkringan. ‘Pak kok jam delapan sudah bubar.’ Ya bagus tidak jam tujuh. Karena situasinya seperti ini,” kata Ganjar.

Kasus Covid-19 di Soloraya Melesat, Tambah 34 Kasus dalam 4 Hari

Setelah diberlakukan PKM, seluruh kafe, restoran, warung makan hingga angkringan memang hanya diizinkan beroperasi maksimal sampai pukul 20.00 WIB. Jika melebihi batas waktu tersebut maka pedagang yang bersangkutan bakal kena sanksi.

Pembatasan Diperluas

Meski diprotes para bakul angkringan, Ganjar mengaku tetap mendukung PKM Semarang, bahkan akan memperluas pembatasan. Ganjar mengatakan pembatasan nantinya tidak hanya diterapkan di industri kuliner.

Pembatasan juga akan diterapkan di beberapa sektor, salah satunya transportasi umum. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng berencana memberlakukan pengaturan jarak antarpenumpang di moda transportasi umum, seperti angkutan umum.

Ganjar: Jaga Jarak Penumpang Angkutan Umum di Jateng, Jangan Ngeyel!

“Covid-19 tidak berhenti, kita juga tidak boleh berhenti. Caranya, ayo tetap hidup. Kalau tidak mau PSBB, ayo kita ubah, selalu jaga jarak. Angkutan tidak boleh uyel-uyelan. Nanti akan kita awasi,” ujar Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Rabu (29/4/2020).

Ganjar mengatakan pemberlakuan status PKM di Semarang dan pembatasan lainnya mesti mendapat dukungan dari semua pihak, bukan malah diprotes. Jika Gerakan itu tidak didukung, maka lonjakan kasus positif Covid-19 di Jateng tetap akan terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya