SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo naik sepeda mengunjungi Sunday Market di kawasan Manahan, Solo, Minggu (28/7/2013). Pemerintah Kota Solo berencana menata dan menertibkan pedagang di Sunday Market yang berjualan di area taman. (Maulana Surya/JIBI/Solopos)

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo naik sepeda mengunjungi Sunday Market di kawasan Manahan, Solo, Minggu (28/7/2013). Pemerintah Kota Solo berencana menata dan menertibkan pedagang di Sunday Market yang berjualan di area taman. (Maulana Surya/JIBI/Solopos)

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo naik sepeda mengunjungi Sunday Market di kawasan Manahan, Solo, Minggu (28/7/2013). Pemerintah Kota Solo berencana menata dan menertibkan pedagang di Sunday Market yang berjualan di area taman. (Maulana Surya/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengancam membongkar lapak pedagang kaki lima (PKL) Sunday Market di Stadion Manahan, Solo, yang melanggar aturan berjualan. Ancaman itu ia kemukakan setelah ratusan pedagang diketahui nekat berjualan di kawasan taman yang mestinya steril dari PKL.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Minggu (28/7), sejumlah pedagang tampak membuka dhasaran di rumput-rumput taman. Beberapa di antara mereka bahkan menggunakan terpal yang mengakibatkan rusaknya rumput dan tanaman di taman itu. Sementara, wilayah beraspal yang seharusnya digunakan berjualan kini justru menjadi tempat parkir kendaraan.

Dari sidak yang dilakukan Wali Kota bersama Dishubkominfo dan UPTD Sarana Prasarana Disdikpora, setidaknya 25% pedagang atau sekitar 375 PKL Sunday Market masih melakukan pelanggaran tersebut. Saat ini, terdapat 1.500 pedagang yang beraktivitas di kegiatan tersebut.

“Menggunakan taman sebagai lokasi berjualan jelas pelanggaran. Kami akan terjunkan Satpol PP untuk membongkar tempat berjualan mereka,” ujar Rudy di sela-sela sidak.

Wali Kota mengklaim pihaknya sudah berulang kali mengingatkan PKL Sunday Marketagar tidak menggunakan taman sebagai lokasi berdagang. Namun, imbauan itu seolah dianggap angin lalu. Ulah pedagang bahkan semakin liar dengan memasang tenda-tenda yang diikat di sejumlah pohon. “Jangan merasa diberi tempat terus bisa menguasai seenaknya,” tukasnya.

Rudy mengultimatum UPTD agar permasalahan tersebut tuntas pasca-Lebaran. Pihaknya tak ingin pelanggaran itu semakin meluas dan merusak citra Manahan sebagai hutan kota. Menurutnya, pendapatan asli daerah (PAD) dari Sunday Market juga tak akan seimbang dengan biaya perawatan taman jika kondisi itu masih berlarut-larut. Disinggung pelanggaran PKL lantaran minimnya lokasi berjualan, Rudy menampiknya. “Sebenarnya masih luas kalau mobil-mobil tidak parkir di kawasan stadion. UPTD harus tegas melarang mobil masuk.”

Sementara itu, Kepala UPTD Sarana Prasarana Disdikpora, Heru Prayitno, mengakui masih adanya pelanggaran berjualan di taman Stadion Manahan. Dalam waktu dekat, pihaknya akan menyosialisasi ulang aturan berjualan kepada pedagang.

Sementara salah seorang PKL, Endang Indarti, 22, mengaku tak mengetahui ihwal larangan berjualan di sekitar taman. Ia justru mengklaim diarahkan pengelola untuk menempati lokasinya sekarang. “Dulu saya di sekitar blok C. Karena di sana dibangun taman makanya dipindah ke sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya