SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong>–Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di Solo menganggap kenaikan harga<a href="http://pojokbisnis.solopos.com/read/20180405/488/908013/ayam-kodok-kuliner-solo-biar-lebih-makmur-dan-enteng-rezeki"> kuliner </a>&nbsp;saat libur Lebaran menjadi sesuatu yang wajar. Alasannya, harga bahan baku yang mereka gunakan juga relatif naik saat masa Lebaran.</p><p>Ketua Paguyuban PKL Kota Barat, Budiyono, tak menutup mata beberapa <a href="http://espospedia.solopos.com/read/20180416/487/910257/infografis-potensi-kuliner-solo">PKL kuliner</a> di Kota Barat diketahui rutin mematok harga lebih tinggi saat libur Lebaran. Kebanyakan PKL yang melakukan tindakan itu yakni mereka yang menjual kuliner dari bahan baku daging-dagingan, mulai dari ayam, bebek, hingga sapi. Dia memaklumi sikap para PKL yang terpaksa mematok harga lebih tinggi ketimbang hari biasanya dengan alasan menyesuaikan dengan harga bahan baku yang juga naik saat momen Lebaran.</p><p>&ldquo;Kalau naik 10%, biasalah, bisa dimaklumi. Bahan baku kan juga naik, seperti ayam yang tadinya mungkin Rp30.000/kilogram terus naik jadi Rp40.000/km saat momen Lebaran. Begitu juga daging sapi yang biasanya Rp90.000, sekarang jadi Rp100.000 lebih,&rdquo; kata Budi saat diwawancarai <em>Solopos.com</em>, Rabu (13/6/2018).</p><p>Budi menyampaikan Pengurus Paguyuban PKL <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180429/489/913345/perempatan-kota-barat-solo-ditutup-total-picu-kekesalan-warga">Kota Barat</a> sudah cukup sering berkomunikasi dengan para anggota. Kenaikan harga kuliner saat libur Lebaran juga beberapa kali sempat disinggung. Dia menegaskan bahwa pengurus paguyuban hanya bisa mengimbau kepada anggota untuk tidak menaikkan harga terlalu tinggi dan diharap dapat memasang daftar harga kuliner yang disediakan. Hal itu penting untuk memberikan kepastian kepada pembeli. Pengurus Paguyuban berpesan jangan sampai PKL mengecewakan pembeli karena bisa mencoreng citra PKL Kota Barat secara menyeluruh dan bahkan nama Kota Solo.</p><p>&ldquo;Memang dari dulu begitu, ada yang pakai daftar harga dan ada juga yang tidak. Memang diserahkan kepada masing-masing PKL. Pengurus yang jelas sudah memberikan imbauan kepada angota sesuai dengan petunjuk dari Dinas Perdagangan. Dalam hal ini, kami tentu tak memiliki kewenangan untuk memaksa anggota untuk menyediakan daftar harga kuliner yang dijual,&rdquo; kata Budi yang kesehariannya menjual Markobar.</p><p>Pengurus Paguyuban PKL Selter Mojosongo, Sutrisno Budi, juga menilai naiknya harga kuliner di Solo saat memasuki libur Lebaran adalah hal yang wajar. Pasalnya, pedagang juga harus mengeluarkan uang lebih besar untuk membeli bahan baku. Dia menyebut harga bahan baku rata-rata selalu naik setiap tahunnnya saat Lebaran. Namun, Sutrisno memastikan, para PKL kuliner di Selter Mojosongo bakal menaikkan harga secara wajar.</p><p>&ldquo;Kalau harga kuliner naik, itu pasti. Kami menyesuaikan dengan haga bahan baku, khususnya ayam yang kini harganya naik tinggi sekali. Tapi nanti kami juga akan atur kenaikan harga makanan yang disajikan. Kenaikan rata-rata hanya sekitar Rp1.000, itu pun hanya menjelang Lebaran ini dan sesudah Lebaran nanti,&rdquo; jelas Sutrisno.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya