SOLOPOS.COM - PKL Sunday Market masih mendirikan tenda di kompleks Stadion Manahan dengan menggunakan tali yang berpotensi mengganggu lalu lalang pengunjung, Minggu (21/8/2016) pagi. Banyak PKL yang masih melanggar aturan baru. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo, Pemkot akan terus mengevaluasi pelaksanaan Sunday Market Manahan.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan terus mengevaluasi pelaksanaan Sunday Market di kompleks Stadion Manahan sesuai diliburkan selama lima pekan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, mengatakan banyak pedagang masih melanggar sejumlah aturan baru saat pelaksanaan Sunday Market hari pertama diaktifkan, Minggu (21/8/2016). DPP masih menoleransi pedagang yang melanggar aturan seperti mengikat tali tenda pada pohon atau fasilitas umum di Manahan, berjualan hewan, berjualan tanaman dan sayuran, hingga menggelar lapak hingga lebih dari 6 meter persegi.

“Ada [PKL] yang masih menyalahi ketentuan. Mereka kan enggak boleh menggunaan tali untuk mendirikan tenda. Tapi kenyatanya seperti ini [memasang tali]. PKL harus pakai payung. Sunday Market nanti kami evaluasi lagi. Sementara kami beri pengertian lagi ke mereka. Minggu depan kami lakukan perbaikan,” kata Subagiyo saat ditemui Solopos.com di sela-sela meninjau kegiatan Sunday Market di Manahan, Minggu pagi.

Subagiyo menegaskan PKL mesti mematuhi keputusan yang telah ditetapkan Pemkot dalam Sosialisasi Penataan PKL Sunday Market Manahan di Bale Tawangarum Balai Kota, Jumat (19/8/2016) lalu. Menurut dia, PKL harus mau ditata ulang apabila ingin tetap berjualan di kompleks Stadion Manahan. PKL hanya boleh berjualan di area yang sudah ditetapkan Pemkot. Subagiyo menyebut Pemkot sudah menyiapkan tempat bagi PKL Sunday Markey agar tidak mengganggu warga yang berolahraga.

“Secara umum penataan Sunday Market sudah sesuai apa yang menjadi harapan Pemkot. Peminat olahraga bisa beraktivitas dengan lancar. Sedangkan Pedagang bisa berjualan dengan tenang. Penataan Sunday Market sekarang membuat pengunjung bisa memilih datang ke Manahan untuk berolahraga atau berbelanja,” ujar Subagiyo.

Ditanya soal keluhan PKL Sunday Market, Subagiyo menyebut, banyak dari mereka yang meminta izin untuk membuka lapak lebih luas dari jatah. DPP tetap menanggapi keluhan PKL tersebut dengan meninjau langsung keberadaan lapak. DPP memberikan masukan kepada para PKL untuk mengoptimalkan luas lapak yang diterima. Sementara itu, Subagiyo menyindir PKL yang meminta jatah lapak lebih dari 6 meter persegi.

“PKL bilang, luasan lapak kami kurang. Setelah mendapat keluhan seperti itu, kami lihat langsung ke lapak. Kami minta mereka menggunakan lapak dengan bijak. Kalau ada yang minta lapak lebih dari 6 meter persegi namanya bukan lagi PKL, tapi pengusaha PKL. Yang kami wadahi kan PKL di Sunday Market ini, bukan juragan PKL,” sebut Subagiyo.

Senada, Kepala UPTD Sarana dan Prasarana Olahraga Disdikpora Solo, Heru Prayitno, mengatakan pelaksanaan Sunday Markat akan terus dievaluasi. Paling dekat, dia berencana menata lagi PKL di kawasan velodrome. PKL tidak boleh terlalu memadati jalur utama di sekitar velodrome karena bisa mengganggu lalu lalang pengunjung. Disinggung soal jumlah PKL yang berjualan pada hari pertama Sunday Market diaktifkan, Heru menyebut, mencapai 900 orang.

“Yang berdagang seperti yang kemarin [Sabtu, 20/8/2016] melakukan daftar ulang, yakni 900-an pedagang. Padahal data DPP ada 1.500-an pedagang. Pengurangan jumlah pedagang itu karena kami off-kan PKL yang menyewakan mainan, PKL yang berjualan mebel dan elektronik besar. Kami arahkan mereka untuk pindah,” jelas Heru.

Heru mengimbau kepada pedagang yang sudah mendaftar ulang namun belum mendapatkan jatah kaveling baru dan PKL lama yang belum mendaftar ulang untuk datang ke kantor UPTD Sarana dan Prasarana Olahraga Disdikpora pada Kamis (25/8/2016) pukul 15.00 WIB. Menurut dia, Pemkot masih memberi kesempatan bagi mereka untuk bisa berjualan di kompleks Stadion Manahan setiap Minggu pagi sampai siang. Selain itu, Heru memastikan masih ada tempat di Manahan yang bisa digunakan oleh mereka untuk berjualan.

“Kami masih punya space yang belum terisi. Space itu bisa digunakan untuk pedagang lama yang belum daftar ulang karena berada di luar kota atau pedagang yang belum dapat jatah kaveling. PKL bisa menempati trotoar maupun rumput yang enggak ada tamannya. Soal penataan, pedagang tetap ditata sesuai zona-zona yang sudah diatur,” ungkap Heru kepada Solopos.com di Manahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya