SOLOPOS.COM - Sekitar 40 PKL Sunday Market Manahan menggelar unjuk rasa menolak relokasi di depan gerbang Balai Kota Solo, Senin (23/5/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo yang biasa berjualan di Manahan atau biasa disebut Sunday Market berkukuh menolak dipindah.

Solopos.com, SOLO—Pedagang kaki lima (PKL) Sunday Market berkukuh menolak pemindahan aktivitas jualan dari kompleks Stadion Manahan. Mereka bakal menggelar aksi lanjutan jika Pemkot tetap menggulirkan langkah relokasi. Di sisi lain, PKL meminta kasus dugaan penyelewengan retribusi Sunday Market tidak dikaitkan dengan upaya relokasi pedagang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (25/6/2016), wacana pemindahan pedagang perlahan tenggelam oleh kasus dugaan penyimpangan retribusi Sunday Market. Pemkot memutuskan menyelesaikan kasus retribusi sebelum membicarakan kelanjutan relokasi.

Koordinator PKL Sunday Market, Yuli de Santos, mengatakan hingga kini belum ada pembicaraan antara Pemkot dengan pedagang ihwal rencana relokasi. Meski demikian, Yuli menegaskan PKL konsisten menolak pemindahan PKL dari Stadion Manahan.

“Polemik relokasi belakangan surut karena ada kasus baru [dugaan penyimpangan retribusi]. Namun sikap kami tetap sama, menolak pemindahan pedagang. Kami siap menggelar aksi seusai Lebaran jika Pemkot memaksakan kebijakan tersebut,” ujar Yuli saat berbincang dengan Solopos.com.

Sebulan lalu puluhan PKL Sunday Market mendatangi Balai Kota untuk menolak rencana relokasi. Pedagang beralasan opsi tempat baru yang disiapkan pemerintah tidak representatif. Menurut Yuli, pedagang terbuka jika hendak diajak berdiskusi soal relokasi. Namun pihaknya berharap kasus dugaan penyelewengan retribusi tak dijadikan alat untuk memindah pedagang.

“Kasus retribusi menurut kami murni kesalahan pengelolaan, jangan ditimpakan ke pedagang,” ucapnya.
Yuli mendorong ada penataan ulang manajemen Sunday Market alih-alih memindah iklim usaha yang sudah terbentuk. Menurut Yuli, pedagang siap mendukung program pemerintah jika pengelolaan kegiatan dilakukan transparan.

Seorang pedagang, Budi Haryanto, mengatakan Sunday Market telah menjadi ikon Solo 10 tahun terakhir. Sunday Market dinilai tumbuh sebagai simpul ekonomi dan wisata kawasan bersama Taman Balekambang dan Pasar Depok.

“Faktanya Sunday Market telah bersinergi dengan olahraga, wisata, kuliner dan belanja,” ujarnya.

Anggota Komisi III DPRD, Suharsono, meminta Pemkot tak terburu-buru dalam kebijakan relokasi pedagang Sunday Market. Menurut Suharsono, suara pedagang perlu diakomodasi dalam sejumlah pertemuan. Dia melihat belum ada dialog yang intens antara pedagang dan Pemkot menyikapi masalah relokasi. “Kami setuju relokasi ketika rohnya ingin mengembalikan fungsi Stadion Manahan. Namun harus dipikirkan juga eksistensi pedagang selama ini hidup dari sana,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya