SOLOPOS.COM - Aktivitas pedagang di Sunday Market di sisi barat Stadion Manahan Solo, Minggu (21/8/2016). Sebagian pedagang Sunday Market kembali berdagang setelah sempat ditutup beberapa pekan. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

PKL Solo, sejumlah pedagang sunday market menuntut pembagian ulang lapak.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) Sunday Market yang telah berjualan sejak lama meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membagi ulang perolehan lapak di kompleks Stadion Manahan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah satu PKL lama, Adi Nugroho, 42, mengaku kecewa dengan mekanisme pembagian lapak yang dilakukan UPTD Sarana dan Prasarana Olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo dan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo. Menurut dia, mekanisme pembagian lapak dengan cara mencocokan nama PKL yang terdaftar petugas DPP pada Minggu (24/4/2016) lalu tersebut menguntungkan bagi para PKL baru.

“Dinas hanya akan memanggil nama pedagang yang terdaftar saat agenda pendataan pada April lalu. Mereka mencatat semua nama pedagang, termasuk yang baru berjualan. Sedangkan pedagang lama seperti saya yang enggak datang saat pendataan pada April lalu bernasib buruk. Pedagang lama malah tidak akan dipanggil untuk dapat lapak,” kata Adi berbincang dengan Solopos.com, Jumat (25/8/2016).

Adi mengaku telah berjualan di Sunday Market lebih dari 10 tahun, saat PKL belum dimasukkan ke kompleks Stadion Manahan. Dia kecewa dengan Pemkot yang tidak memprioritaskan PKL lama untuk bisa mendapatkan jatah lapak setelah penataan ulang belakangan ini. Adi cemas tidak bisa lagi berjualan di Sunday Market hanya karena tidak hadir saat pendataan pada April lalu.

“Pas pendataan empat bulan lalu saya pas enggak jualan karena ada acara yang tidak bisa ditinggalkan. Saya saat itu enggak berangkat ke Manahan jadi enggak terdaftar. Malah justru orang-orang baru yang baru berjualan beberapa bulan bahkan, terdaftar oleh petugas. Mereka padahan berjualan dengan memanfaatkan lapak pedagang lain,” jelas Adi yang berasal dari Laweyan, Solo, tersebut.

Senada dengan Adi, PKL lama lainnya, Suranto, 50, meminta Pemkot membagi ulang lapak di kompleks Stadion Manahan. Dia berharap Pemkot memprioritaskan para PKL yang telah lama berjualan di Sunday Market untuk bisa mendapatkan jatah lapak saat penataan kali ini. Suranto menyarankan Pemkot membagi lapak dengan melihat kartu tanda anggota (KTA) yang pernah dibuat Paguyuban PKL Sunday Market.

“Pemkot bisa melihat data yang dimiliki Paguyuban. Pasti ada nama pedagang lama yang mengantongi KTA. Sejak dulu juga disampaikan, hanya pedagang yang mengantongi KTA yang boleh berjualan di Sunday Market Manahan. Kenapa sekarang tidak? Malah pemerintah hanya melihat data hasil pendataan yang dilakukan selama sehari,” jelas Suranto yang sudah berjualan juga selama lebih dari 10 tahun saat pedagang belum masuk Manahan.

PKL lama lainnya, Wagimin Amar Makruf, 50, khawatir juga tidak mendapat kesempatan lagi untuk berjualan di Sunday Market. Dia meminta Pemkot membagi ulang jatah lapak bagi PKL Sunday Market selama proses penataan kali ini. Amar berharap Pemkot memprioritaskan PKL lama untuk bisa mendapatkan jatah lapak di kompleks Stadion Manahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya