SOLOPOS.COM - PKL masih bertahan dengan menggelar lapak di jalan yang melingkari lapangan sepak bola di kompleks Stasion Manahan sisi utara, Minggu (29/5/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo, pedagang Sunday Market memertanyakan pungutan biaya kebersihan.

Solopos.com, SOLO–Pedagang Kaki Lima (PKL) Sunday Market memertanyakan pungutan biaya kebersihan sebesar Rp1.000-Rp2.000 per pedagang tanpa bukti pembayaran. Pedagang juga kerap tidak diberi karcis saat membayar retribusi penggunaan lahan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Seorang PKL berinisial E, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Jumat (3/6/2016), mengatakan penarikan biaya kebersihan tanpa karcis sudah berlangsung lama di Sunday Market. Informasi yang dihimpun Solopos.com, paguyuban menarik biaya kebersihan sebesar Rp1.000-Rp2.000 tergantung luas lahan pedagang. Paguyuban mencatat setoran biaya kebersihan dalam sebuah buku tanpa memberikan bukti pembayaran.

“Sebenarnya pedagang bertanya-tanya, apa benar semua uang yang masuk untuk kepentingan kebersihan. Apalagi selama ini kami tidak pernah diberi karcis,” tuturnya.

Jika dikalkulasi dengan jumlah PKL yang mencapai 1.500 orang, pendapatan dari pungutan biaya kebersihan mencapai Rp1,5 juta tiap pekan (dengan asumsi tiap PKL menyetor uang Rp1.000). Jumlah itu separuh dari setoran retribusi Sunday Market ke kas daerah tahun ini yakni Rp3 juta sepekan. Menurut E, pedagang enggan protes karena khawatir bermasalah dengan paguyuban.

“PKL seperti kami kan rata-rata tahunya cuma jualan. Dipungut apa-apa manut yang penting bisa dodol.”

Selain biaya kebersihan, dia menyebut paguyuban kerap tidak memberi karcis retribusi sesuai uang yang dibayarkan. Dia mencontohkan PKL pengguna 3 meter persegi lahan yang mestinya mendapat tiga karcis setelah membayar Rp7.500 hanya mendapat satu karcis. Setiap karcis senilai Rp2.500 atau setara satu meter persegi lahan. “Yang pakai lahan 1 meter persegi juga sering tidak diberi kembalian saat membayar Rp3.000.”

Seorang PKL Sunday Market, Budi Haryanto, membenarkan PKL tak pernah diberi bukti pembayaran biaya kebersihan senilai Rp1.000-Rp2.000 per pedagang. Koordinator PKL Sunday Market, Yuli de Santos, memertanyakan penggunaan biaya kebersihan jika Sunday Market terus dituding sebagai biang kekumuhan Stadion Manahan.

“Selama ini kami terus yang dipojokkan. Bikin kotor stadion dan sebagainya,” kata dia.

Ketua Paguyuban PKL Sunday Market, Joni Jondari, mengatakan dana kebersihan murni digunakan untuk membiayai petugas kebersihan tambahan. Pasalnya sejumlah tenaga kontrak yang bertugas di Stadion Manahan libur pada hari Minggu. Lebih jauh Joni membantah paguyuban menarik retribusi yang memberatkan pedagang. Pihaknya mengklaim tak jarang mengkorting retribusi pedagang jika kondisi dagangan sedang sepi.

“Contoh PKL yang punya lapak 4 meter persegi kan mestinya bayar Rp10.000. Karena masih sepi pembeli, kami memberi keringanan hingga separuh. Kami mengedepankan kekeluargaan dan toleransi pada pedagang.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya